”Publik sering menganggap bunga bangkai itu bunga Rafflesia,” kata Mustaid.
Bunga bangkai Amorphophallus titanum juga ditanam untuk keperluan riset di Kebun Raya Cibodas. Kebun raya yang juga dikelola LIPI ini pernah menghasilkan bunga bangkai tertinggi, yakni 3,17 meter, tahun 2004.
Mustaid menjelaskan, bunga bangkai sebenarnya bukanlah bunga tunggal. Namun, sekelompok bunga kecil yang tersusun dalam bentuk bulir menempel pada tongkol bunga berbentuk lingga atau pallus. Mekarnya bunga ini berkisar satu minggu.
Pallus
Bunga betina akan masak lebih awal, yang diikuti masaknya bunga jantan. Keadaan ini menjadikan bunga bangkai sulit menyerbuk sendiri. Pada populasi banyak, bunga ini dapat disilangkan dengan bantuan serangga penyerbuk atau manusia.
Ketika penyerbukan bunga bangkai tak terjadi, bunga itu akan layu seperti mati. Bunga dan tangkainya membusuk seperti tak membekas.
”Bunga bangkai itu tidak mati, tetapi memasuki masa istirahat atau dorman. Berikutnya bisa tumbuh menjadi fase daun sebagai fase vegetatif,” kata Mustaid.
Masa istirahat tak diketahui persis. Sangat bergantung pada kesuburan dan lingkungannya.
Pada saat terjadi penyerbukan bunga bangkai, tumbuhlah menjadi buah atau biji. Biji ini akan efektif untuk pengembangbiakkannya dalam jumlah banyak.
Pengembangbiakkan bunga bangkai dibutuhkan seiring kelangkaan jenis tanaman ini.