Bambang Hidayat
Abad ke-18, ketika terjadi pelintasan Venus, untuk pertama kalinya skala jarak absolut Bumi-Matahari dan jarak benar anggota tata surya dipatrikan dalam khazanah astronomi. Sebelum itu, para astronom menghitung skala jarak relatif anggota tata surya berdasarkan hukum Kepler (awal abad ke-17).
Peristiwa pelintasan Venus di depan Matahari itu kemudian mendapat nama yang secara teknis lebih tepat: transit Venus. Pada pelintasan Venus tahun 1761 dan 1769, skala jarak relatif anggota tata surya dikukuhkan dengan metrik. Jarak rerata Bumi-Matahari dinamai 1 satuan astronomi (dewasa ini 1,49 juta kilometer, dengan ketelitian 300 meter setelah disempurnakan dengan gelombang radar).
Terima kasih kepada Sir Frederick William Herschel, astronom kerajaan Inggris yang mengusulkan agar pelintasan Venus dimanfaatkan untuk menghitung jarak absolut Bumi-Matahari. Caranya dengan menerapkan perhitungan sederhana segi tiga datar, yang sudah digunakan para juru ukur tanah selama ini.
Peristiwa pelintasan Venus langka karena hanya dua kali dengan selang 8 tahun dalam satu abad. Pelintasan berikutnya akan terjadi lebih dari 105 tahun kemudian. Abad ke-20 tak ada pelintasan Venus, tetapi abad ke-21 ini mencatat dua kali pelintasan.
Ini berkat kejelian pandangan Kopernikus (tahun 1543) dan perhitungan Kepler sebagai peletak hukum gerak tata surya (1627), yang meramalkan bahwa pada waktu tertentu Venus akan tampak menyilang garis pandang Bumi ke arah Matahari.
Pelintasan Venus dapat disaksikan pada hampir seluruh wilayah Asia Selatan, Tenggara, dan Timur, juga di Australia (sampai kutub) dan Pasifik Barat Daya. Dimulai pada 5 Juni 2012 pukul 22.15 GMT atau tanggal 6 Juni 2012 pukul 05.15 WIB.
Tentu saja kita yang tinggal di wilayah barat Indonesia tidak dapat melihat sentuhan pertama karena Matahari masih di bawah ufuk. Namun, warga di wilayah tengah dan timur Indonesia dapat menyaksikannya. Setelah itu dalam 6 jam 40 menit noktah hitam Venus akan beringsut ke timur hingga kemudian lepas dari piringan Matahari.