Menurut Irwan, konsep penambahan tekanan ada dua, yaitu tekanan dinamis (dynamic stress) dan tekanan statis (static stress). Tekanan dinamis bersifat bergerak terus, berlangsung hingga jarak amat jauh, dan pada umumnya menyebabkan gempa berkekuatan 6 skala Richter. Sementara stres statis lebih besar dan berlangsung pada area yang lebih kecil, orientasi gerak amat berpengaruh.
”Jika tambahan stres ini bersifat statis, bisa memicu gempa di Mentawai bagian utara,” kata Irwan.
Di sisi lain, fakta terjadinya dua gempa pada Rabu, pukul 15.38 WIB (8,5 skala Richter) dan pukul 17.43 WIB (8,8 skala Richter), yang keduanya terjadi di lempeng samudra Indo-Australia, diakui merupakan kejadian yang langka.
Irwan mengatakan, ”Kita sekarang tidak boleh merasa sudah aman karena itu tidak riil. Ternyata masih banyak mekanisme, yang selama ini tak pernah terjadi, tetapi ternyata ada. Pengetahuan kami masih amat terbatas. Untuk itu dibutuhkan penelitian yang lebih banyak dan lebih luas lagi.”