Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Mangrove di Belawan

Kompas.com - 29/12/2011, 03:39 WIB

Tidak menebang

Ayah Dadang, mendiang Saridul Halim, juga membuka tambak semasa hidupnya dan kini dilanjutkan oleh anak-anaknya. Namun, dia selalu berpesan agar anak-anaknya tidak menebang pohon mangrove dan sebisa mungkin menanamnya di tepi sungai dan di tengah tambak. Inilah yang dilakukan Dadang sejak kecil meski sebagian besar warga malah menggunduli hutan mangrove.

Ayah delapan anak ini terus berjuang melestarikan hutan mangrove. Minimal dia mempertahankan mangrove yang tumbuh di tambaknya.

Hingga tahun 2007, dia berkenalan dengan para aktivis Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu). Yayasan bidang lingkungan itu mengampanyekan pentingnya hutan mangrove sebagai sabuk pengaman lingkungan pesisir. Dari singgungannya dengan para aktivis lingkungan itu, Dadang memperoleh pemahaman baru, mangrove juga bagus untuk peningkatan produksi tambak.

Pada saat yang sama, bisnis tambak lesu. Banyak warga yang menjual tambaknya kepada orang lain. Dadang memanfaatkan momentum ini untuk mengampanyekan penyelamatan lingkungan dengan menanam mangrove. Puluhan petambak pun mengikuti langkah Dadang.

Mereka merasakan manfaatnya. Udang, kepiting, dan ikan di tambak tak perlu diberi pakan. Berbagai makanan, seperti kupang dan ikan-ikan kecil, muncul secara alami di akar-akar mangrove. Ikan mujair pun tumbuh dan berkembang biak lebih bagus lantaran telur-telur mereka terlindungi akar mangrove.

”Kami bisa menghemat biaya makanan dan pemeliharaan tambak sampai Rp 1 juta per bulan per hektar,” kata Dadang.

Dibantu aktivis Yagasu, pria yang pernah menjadi kepala sekolah dasar ini berkampanye kepada ibu-ibu rumah tangga tentang pentingnya menjaga hutan mangrove. Sebagai Kepala Lingkungan 19, Dadang selalu ”mengoceh” dan mengajak warga menanam mangrove. Sedikitnya 2.500 keluarga yang tersebar di enam lingkungan (rukun warga) kini aktif menanam dan menjaga mangrove.

Sumbangan bibit

Sejak 2007 hingga kini, setidaknya 400.000 pohon mangrove ditanam warga di Kelurahan Belawan Sicanang. Sebagian besar bibit itu sumbangan Yagasu, sebagian lain hasil budidaya warga. Belakangan, berbagai organisasi politik dan pemerintah ikut membantu menyumbang bibit mangrove di kelurahan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com