Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Mangrove di Belawan

Kompas.com - 29/12/2011, 03:39 WIB

Oleh Muhammad Hilmi Faiq

Suhu di sekitar Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, pada musim kemarau saat tengah hari bisa mencapai 38 derajat celsius. Salah satu penyebab adalah minimnya pohon di pesisir pantai. 

Pada 1970-an, ketika warga kawasan Belawan hendak mencari kesejukan, mereka pergi ke Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan. Jaraknya hanya sekitar 2 kilometer dari pintu masuk Pelabuhan Perikanan Samudra Belawan.

Kelurahan seluas lebih kurang 1.510 hektar ini dikelilingi Sungai Pantai Belawan, Sungai Polu Halia, Sungai Belawan, dan anak Sungai Pantai Belawan. Sungai dan anak sungai tersebut bermuara ke Selat Malaka yang berjarak sekitar 1 kilometer dari permukiman warga Belawan Sicanang.

Hamparan sawah menghijau dan hutan mangrove di atas lahan seluas 600 hektar di sekeliling desa mampu menghalau udara panas. Suhu pada siang hari saat itu mencapai 25 derajat celsius. Berbagai tanaman produktif, seperti mangga, jambu biji, pisang, dan manggis, mudah ditemukan di kawasan ini.

Namun, lambat laun kondisi berubah, terutama sejak 1980-an. Peningkatan jumlah warga yang tinggal di Belawan Sicanang mengakibatkan alih fungsi lahan dari persawahan menjadi permukiman. Luas hutan mangrove pun terus tergerus seiring meluasnya usaha tambak udang, ikan, dan kepiting milik warga.

Luas tambak tersebut mulai dari 0,5 hektar hingga 6 hektar per orang. Jumlah mereka tak kurang dari 50 petambak. Warga membangun tambak dengan membabat habis semua mangrove. Konsep ini mereka terapkan sesuai dengan anjuran produsen makanan dan obat-obatan kimia untuk udang, ikan, dan kepiting.

Dadang Muhajirin merasakan betul betapa perubahan itu membawa banyak kerugian bagi warga. Udara menjadi panas dan air sungai keruh. Tanah warga pun tergerus air laut saat pasang. Gejala yang paling nyata, tergerusnya fondasi rumah warga di Lingkungan 19 dan Lingkungan 5 Kelurahan Belawan Sicanang. Ini juga tampak dari bentuk fisik anak Sungai Pantai Belawan.

Sekitar 30 tahun lalu, lebar sungai hanya sekitar 15 meter dengan kedalaman air mencapai 5 meter. Kini, lebar sungai mencapai tiga kali lipatnya dengan kedalaman hanya 3 meter.

”Air sungai yang datang dari laut saat pasang menggerus bibir sungai dan mengendap di dasar sungai. Ini karena mangrove habis ditebang warga,” kata Dadang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com