Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evolusi Batur Belum Berakhir

Kompas.com - 15/12/2011, 13:32 WIB

Letusan besar ini yang menghasilkan kaldera pertama dan menyisakan dasar kaldera di sisi barat laut yang dikenal dengan Undak Kintamani. Undak ini berada sekitar 300 meter di atas dasar kaldera kedua.

Tahap ketiga merupakan pembentukan Gunung Abang dan gunung api kecil lain. Pembangunan kembali Gunung Api Batur ini diikuti tahap keempat, yaitu penghancuran kerucut gunung api. Letusan besar kedua ini menyebabkan amblesnya dasar kaldera pertama dan hilangnya separuh tubuh Gunung Abang.

Van Bemmelen menilai, letusan ini diikuti oleh pembentukan Danau Batur yang berbentuk bulan sabit. Danau ini memiliki titik terpanjang 13,8 km dan titik terpendek 10 km dengan tinggi pematang 1.267 meter hingga 2.152 meter. Masyarakat Trunyan, yang dikenal sebagai masyarakat Bali Mula, mendiami tepian sisi timur danau ini selama ratusan tahun. Bahkan, banyaknya temuan pemujaan megalitik di sekitar Batur menunjukkan bahwa kawasan ini telah dihuni sejak zaman prasejarah.

Tahapan kelima dari evolusi Gunung Batur adalah pembentukan kerucut gunung api yang dimulai sekitar 5.000 tahun lalu dan terus berlangsung hingga saat ini. Namun, letusan Gunung Api Batur muda itu baru ada sejak 1804 dan telah terjadi 28 kali hingga 2000.

Wheller dan Varne, peneliti pada Departemen Geologi, Universitas Tasmania, Australia (1986), menyimpulkan, letusan katastropik Batur bisa berulang. Kesimpulan itu dibuat setelah keduanya meneliti proses pembentukan magma Gunung Batur dari basaltik (encer) ke dasitik (sangat kental).

Magma dasitik, menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono, sangat kental dan kaya gas sehingga menyebabkan letusan yang sangat dahsyat, sebagaimana terjadi pada Gunung Krakatau saat meletus 1883.

Wheller dan Varne juga menemukan kemiripan sifat kimia dan mineral batuan antara Batur dan Krakatau. Meski magma yang dimuntahkan Batur dalam 28 kali letusan terakhir bersifat basaltik, menurut Wheller dan Varne, sifat magma ini bisa berubah menjadi dasitik.

Ancaman ke depan

Di kaki gunung api muda itu bertebaran permukiman yang mengikuti garis pantai Danau Batur. Sejak ratusan tahun silam, masyarakat Trunyan telah menempati sisi timur danau. Bahkan, kehidupan manusia di sekitar danau ini diperkirakan telah terjadi sejak zaman prasejarah, ditandai dengan banyaknya temuan batu pemujaan bercirikan megalitik.

Erupsi berkali-kali terjadi, leleran lava menghantam permukiman, hujan abu dan aliran piroklastik (awan panas) pun tidak membuat warga sekitar mengosongkan dasar kaldera.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com