Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah 140 Tahun, Anggrek Frankieana

Kompas.com - 28/11/2011, 17:02 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

Destario dan O'Byrne adalah dua ilmuwan yang akhirnya berhasil menyatakannya sebagai spesies baru. Keduanya kemudian menamai ulang spesies yang dimaksud menjadi Vanda frankieana, sebagai penghormatan pada Frankie Handoyo, pegiat konservasi dan budidaya anggrek.

"Anggrek Vanda frankieana dapat dibedakan dengan kerabat dekatnya Vanda saxatilis antara lain karena dagu bunganya berbentuk memanjang, dengan ukuran 35 persen lebih panjang dari cuping sampingnya (sidelobes) dan dinding bagian dalam dagu bunganya memiliki rambut pendek halus yang cukup lebat," kata Destario.

"Sedangkan pada V. saxatilis, dagu bunganya memiliki panjang yang sama atau sedikit lebih pendek dari cuping sampingnya dan dinding bagian dalamnya polos tidak berambut," imbuh Destario dalam rilis yang diterima Kompas.com Senin (28/11/2011).

Destario juga menyatakan bahwa Vanda frankieana adalah anggrek yang secara alami tumbuh di Kalimantan. Anggrek ini memiliki 1-5 kuntum bunga yang besar, kaku dan mengkilat dengan lebar sekitar 4 cm. Tanaman anggrek ini bisa mencapai tinggi 50 cm.

Klasifikasi Vanda frankieana yang memakan waktu lama ini hanyalah salah satu contoh rumitnya penelitian taksonomi. Contoh lain ialah klasifikasi cacing acorn yang memakan waktu hampir setengah abad. Semula dikira hidup di laut dangkal, ternyata spesies itu hidup di laut dalam.

Deskripsi Vanda frankieana sebagai spesies baru akan dipublikasikan di Malesian Orchid Journal Volume 9 tahun 2012 nanti. Malesian Orchid Journal adalah jurnal yang khusus memuat penelitian taksonomi, ekologi dan konservasi kawasan Malesia, meliputi Filipina, Malaysia, Indonesia, Timot Timur dan Papua Nugini.

Destario menggarisbawahi bahwa walaupun penelitian taksonomi memakan waktu lama, namun tetap harus dilakukan. Tentang riset eksploratif menginventarisasi biodiversitas, kata Destario, Indonesia masih jauh kalah dibanding negara tetangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau