Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangutan Disiksa hingga Patah Tulang

Kompas.com - 15/11/2011, 21:59 WIB

"Kejadian itu diperkirakan berlangsung dua atau tiga tahun lalu sebelum saya menjadi kepala desa. Pembunuhan orangutan itu sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat Desa Puan Cepak," kata Kadir.

Kadir mensinyalir, pembunuhan orangutan oleh warga tersebut berdasarkan kepentingan perusahaan sawit yang beroperasi di desa itu.

"Saya mendapat informasi bahwa warga dibayar per ekor untuk membunuh orangutan itu. Saya tidak tahu berapa nilainya, tetapi saya menduga warga melakukan itu karena kepentingan perusahaan," katanya.

"Saat ini populasi orangutan yang tersisa sekitar 10 ekor," ungkap Kadir.

Sementara Kepala Seksi Trantib Kecamatan Muara Kaman, Arsil, mengatakan, tidak pernah mendengar adanya pembunuhan orangutan tersebut.

"Setahu saya, selama ini tidak pernah ada interaksi antara masyarakat dan orangutan sebab satwa langka dan dilindungi tersebut hidup di tengah hutan dan tidak pernah masuk ke wilayah pemukiman penduduk. Malah, jika melihat manusia, orangutan  lari," kata Arsil.

Namun, dia juga tidak menampik jika kemungkinan pembunuhan itu akibat adanya kepentingan perusahaan.

"Di sana ada beberapa perusahaan sawit dan batubara sehingga bisa saja jika orangutan dianggap mengganggu dibunuh. Tapi saya belum tahu secara pasti mengenai pembunuhan tersebut," kata Arsil.

Populasi orangutan di Kecamatan Muara Kaman, menurut dia, diperkirakan tersisa sekitar 200 ekor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com