Ichwan Susanto
Pada pertemuan tahunan Governors’ Climate and Forests (GCF) Task Force di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, September lalu, perusahaan mesin pencari, Google, memaparkan penghitungan karbon yang sederhana, mudah dikontrol, dan dapat dilakukan masyarakat.
Hanya butuh seperangkat komputer dan ponsel android. Tak perlu komputer berspesifikasi/berkonfigurasi tinggi
Fasilitas Google Earth yang memanfaatkan citra satelit penginderaan jauh, seperti Landsat, tak asing bagi para penjelajah muka bumi di dunia maya. Pihak Google siap memperbarui data tersebut dua kali sebulan.
Sajian itu diperkuat fasilitas Google Earth Engine yang menyediakan menu-menu dan aplikasi sederhana, mudah
Untuk melengkapi kekurangan data di bawah vegetasi, pengguna perlu membuat formulir fusion tables lewat situs Google Earth Engine secara online menggunakan perangkat komputer. Untuk menghitung karbon, pengguna dapat mengisi nama kolom dengan nomor, lokasi (geografis), panjang dan
Selanjutnya, berkas ini di-export atau disimpan dalam format csv (sistem penyimpanan sederhana pada pusat data kabel komputer yang menyimpan berbagai karakter). Atau, pengguna membuat sendiri formulirnya melalui Microsoft Excel dengan format csv. Lalu, berkas itu dimasukkan ke ponsel android dan siap diisi keterangan kondisi di lapangan.
Jangan lupa, pada ponsel android dipasang aplikasi data terbuka (open data kit/ODK) yang bisa diunduh di Google. ODK berisi aplikasi yang bisa mencatat dan membuat tabel pendataan.
Di lapangan, tabel itu diisi dengan mengaktifkan fitur sistem penanda lokasi geografis (GPS). Pengambilan foto menggunakan ponsel sangat disarankan sebagai bukti di lapangan. Foto bisa dipakai lebih dari satu, misalnya selain mengambil gambar kondisi pohon, pengguna juga mungkin menjumpai fauna atau flora.