Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikroorganisme Lokal Mandirikan Petani

Kompas.com - 06/05/2011, 15:38 WIB

Ipli, salah satu petani Desa Embawang, menjelaskan, bahan-bahan itu dicampur menjadi satu dan ditutup rapat dengan kertas selama tujuh hari. Proses ini merupakan proses fermentasi guna membiakkan mikroorganisme.

Setelah tujuh hari, dihasilkan larutan keruh dan beraroma menyengat yang sudah bisa digunakan. Untuk mengawetkan dan menghilangkan aroma menyengat, petani Embawang melakukan proses anaerob, yaitu wadah MOL yang tertutup dihubungkan dengan selang ke wadah tertutup lain berisi air selama sepekan. Hasilnya adalah larutan MOL yang lebih bening dan aroma lebih baik. MOL disemprotkan ke tanaman ataupun tanah di sekitar tanaman.

Pabrik nutrisi

Peneliti pertanian organik yang juga pengajar Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, Mubiar Purwasasmita, mengatakan, larutan MOL adalah pabrik nutrisi. "Jika ditakar, nutrisi dalam MOL tak seberapa. Namun, mikroorganisme dalam MOL akan menghasilkan nutrisi bagi tanaman terus-menerus," katanya.

Menurut Mubiar, dalam larutan MOL umumnya ada tiga jenis bakteri dan jamur. Larutan MOL sampah dapur, misalnya, mengandung Bacillus sp, Saccharomyces sp, Azospirillum sp, dan Azotobacter sp. Selain itu, bisa mengandung Pseudomonas sp, Aspergillus sp, dan Lactobacillus sp.

Kombinasi mikroorganisme bisa berbeda tergantung bahan serta lokasi pembuatan. Jenis mikroorganismenya merupakan mikroorganisme lokal.

Setiap jenis larutan MOL mempunyai fungsi khusus. MOL buah-buahan untuk membuat bulir padi lebih berisi, MOL rebung untuk merangsang pertumbuhan tanaman.

Pengetahuan ini, kata Mubiar, diperoleh dari pengamatan petani, terutama petani di Jawa Barat, sebagai pengguna pertama MOL.

Teknologi lama

Meski sejumlah petani baru mengenalnya, kata Mubiar, teknologi MOL telah dikenal dan dipraktikkan petani Pulau Jawa pada masa lalu. Mubiar sempat menyaksikan orangtua dan petani di Garut mempunyai kolam di sekitar sawah ataupun ladang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com