Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menantang Kemapanan dalam Astronomi

Kompas.com - 18/12/2010, 10:16 WIB

Kini, ia tengah mempersiapkan penelitian terbarunya. Penelitian ini akan melihat kemungkinan planet untuk tetap hidup kala bintang induknya sudah mati. Sekaligus kemungkinan planet-planet bisa bereinkarnasi.

Sejak kecil

Perjalanan kesuksesan Johny sebenarnya telah dimulai sejak umur 4 tahun. "Saat itu saya senang sekali lihat film Star Trek di TVRI. Rasanya senang bisa lihat penjelajahan
ke luar angkasa. Orang tua saya mungkin tidak menyadari, tapi saya terinspirasi," kenangnya.

Ketika beranjak lebih besar, ia mulai membaca khazanah ilmu pengetahuan bagi anak-anak berjudul "Alam Semesta dan Isinya". Wawasannya tentang astronomi pun
bertambah, seiring minatnya yang juga terpupuk.

Memasuki bangku SMA, ia banyak mendapat kesempatan mengikuti lomba-lomba seperti kimia dan fisika. Meski demikian, nilai fisikanya sebenarnya termasuk yang
terendah diantara nilai IPA lainnya. Tapi, ia tetap percaya bisa mencapai cita-cita sebagai astronom.

Lulus SMU, ia pun melanjutkan studi ke Freiburg University dari jenjang sarjana hingga doktoral. Saat mengambil program doktoral itulah ia mendapat kesempatan untuk
meneliti planet ekstra surya dan akhirnya berlanjut hingga sekarang.

"Saat itu, professor saya memberikan tawaran untuk menganalisa garis spektrum bintang," katanya. Dengan menganalisa garis spektrum bintang, manusia bisa mengetahui
keberadaan planet yang mengelilingi bintang tersebut.

Hingga kini, Johny telah berhasil menemukan 15 planet ekstra surya. Beberapa di antaranya adalah HD 47536b, HD 47536c, HD 70573b dan HD 11977b. Angka
dalam nama planet menunjukkan posisi planet di jagad raya sementar hurub di belakang menunjukkan urutan planet.

Astronomi di Indonesia, menurut Johny, sangat berpotensi untuk dikembangkan. "Kita punya banyak potensi tetapi tidak memiliki kesempatan," katanya saat ditemui di
International Summit Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional 2010, Jumat (17/12/2010).

"Melihat itu, sebaiknya yang dilakukan untuk meningkatkan kesempatan. Misalnya, coba kalau di suatu kota ada suatu observatorium. Saya kira itu akan turut membangun
kesempatan menjadi astronom," katanya.

Dengan kesempatan yang diciptakan, ia mengatakan bahwa mungkin akan banyak orang Indonesia yang menekuni astronomi. Ia pun siap membantu dengan bergabung dalam Ikatan Ilmuwan Internasional Indonesia (I4), wadah buat para ilmuwan asal Indonesia yang kini berkarir di luar negeri untuk memberi sumbangan bagi perkembangan iptek di Tanah Air. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com