Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harimau Jawa Resahkan Warga Kota Batu

Kompas.com - 14/10/2010, 04:39 WIB

Terkait serangan itu, Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu, tak menampik kemungkinan dilakukan harimau atau macan. Apalagi di kawasan lereng diketahui masih hidup macan dan elang Jawa.

“Mungkin dugaan serangan harimau itu benar, karena Batu memang masih memiliki spesies harimau Jawa itu. Keberadaannya pun tak terpusat di Tahura saja. Hasil laporan dari pegawai Tahura, mereka sering menemukan jejak harimau dan melihatnya beberapa kali dari kejauhan,” beber Bambang Parianom, Kepala KLH Kota Batu.

Ketika ditanya soal ciri-ciri binatang yang dimaksud, Bambang menjelaskan bentuk mirip harimau Sumatera dengan warna bulu dominan kuning, namun posturnya lebih kecil.

“Mungkin serangan itu terjadi karena mereka kehilangan habitat aslinya. Sebab, sekarang areal hutan sudah beralih fungsi menjadi lahan pertanian bahkan permukiman,” ujar Bambang.

Lalu langkah apa yang bisa dilakukan warga di sekitar lereng Panderman agar tak kehilangan ternak mereka lagi. Bambang menyarankan agar warga yang memiliki ternak menggunakan perangkap untuk menangkap harimau.

“Tapi, jangan sampai dibunuh karena bisa saja itu jenis terakhir yang hidup di kawasan Batu. Sebab, kami sendiri belum tahu persis jumlah harimau Jawa yang masih ada di Batu ini. Jika tertangkap, kami akan mengembalikannya ke habitat aslinya di taman Tahura Sumberbrantas,” tandasnya

Bila benar yang dimaksud Bambang itu harimau Jawa (panthera tigris sondaica) maka spesies ini sudah dinyatakan punah pada 1980-an.

Konservasi satwa ini yang dilakukan pada 1940-an gagal karena harimau jawa membutuhkan habitat yang sangat luas dan stok makanan mencukupi. Namun, Seminar Nasional Harimau Jawa di UC UGM pada 1989 berhasil menyepakati “peninjauan kembali” klaim punahnya satwa ini.

Hal tersebut karena bukti-bukti temuan terbaru berupa jejak, guratan di pohon, dan rambut, yang diindikasikan sebagai milik harimau jawa. (rea)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com