Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harimau Jawa Resahkan Warga Kota Batu

Kompas.com - 14/10/2010, 04:39 WIB

BATU, KOMPAS.com - Setelah serangan anjing liar pada ternak di Kota Batu, Jawa Timur, hampir lewat setahun, kini giliran serangan macan mengancam hewan peliharaan warga.

Tiga ekor domba, satu di antaranya mati, milik pasangan suami istri Tukimin (50), dan Jumirah (47), warga Srebet, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, dicabik predator yang diduga sejenis kucing besar.

Kejadian itu diketahui Tukimin saat hendak memberi makan dombanya. Di pintu kandang, ia menyaksikan ceceran darah yang ketika dirunut berasal dari salah satu dombanya yang mati dengan leher dan dada tercabik. “Anehnya, dagingnya, kok, tidak dimakan,” ujar Tukimin.

Ia menduga, hewan pemangsa yang diduga sebagai macan itu berbadan lebih besar daripada dombanya karena mampu mengangkat mangsanya keluar lewat sekat kandang yang tingginya 50 cm itu. “Saat kami temukan domba itu sudah mati kehabisan darah,” bebernya.

Istri Tukimin, Jumirah, menambahkan, ketika memeriksa ternak lainnya, ia menemukan dua domba mendapat luka gigitan. Tetapi, karena hanya di pantat, hewan itu tidak mati. “Beruntung kami masih bisa mengobatinya, jadi tidak sampai mati,” ujar Jumirah.

Serangan itu tak pelak menjadi teror bagi pasangan suami istri yang tinggal di tengah kebun apel itu. Apalagi setelah mereka menemukan jejak kaki hewan yang ukuran yang lebih besar dari anjing.

“Jejaknya masih belum terhapus sampai sekarang. Kami tak bisa bayangkan seberapa besar binatang itu,” ujar Jumirah setengah ketakutan.

Ketakutan terus menghinggapi mereka saat malam tiba. Mereka khawatir menjadi sasaran serangan berikutnya. “Tampaknya binatang itu bukan membunuh karena lapar, tetapi memang ingin membunuh untuk kesenangan. Saya juga menduga ada keganjilan mistik, sebab macan biasanya suka daging, tapi ini kok malah dagingnya tak dimakan,” sela Tukimin.

Polres Batu pun telah memeriksa kondisi sekitar rumah dan kebun apel itu. Dugaan sementara, memang ada binatang buas yang berburu di sekitar situ.

“Anggota kami sudah mengecek ke lapangan. Namun, kami belum bisa memastikan apa benar itu serangan macan atau hewan buas lainnya,” tandas AKBP Gatot Soegeng Soesanto, Kapolres Batu.

Terkait serangan itu, Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu, tak menampik kemungkinan dilakukan harimau atau macan. Apalagi di kawasan lereng diketahui masih hidup macan dan elang Jawa.

“Mungkin dugaan serangan harimau itu benar, karena Batu memang masih memiliki spesies harimau Jawa itu. Keberadaannya pun tak terpusat di Tahura saja. Hasil laporan dari pegawai Tahura, mereka sering menemukan jejak harimau dan melihatnya beberapa kali dari kejauhan,” beber Bambang Parianom, Kepala KLH Kota Batu.

Ketika ditanya soal ciri-ciri binatang yang dimaksud, Bambang menjelaskan bentuk mirip harimau Sumatera dengan warna bulu dominan kuning, namun posturnya lebih kecil.

“Mungkin serangan itu terjadi karena mereka kehilangan habitat aslinya. Sebab, sekarang areal hutan sudah beralih fungsi menjadi lahan pertanian bahkan permukiman,” ujar Bambang.

Lalu langkah apa yang bisa dilakukan warga di sekitar lereng Panderman agar tak kehilangan ternak mereka lagi. Bambang menyarankan agar warga yang memiliki ternak menggunakan perangkap untuk menangkap harimau.

“Tapi, jangan sampai dibunuh karena bisa saja itu jenis terakhir yang hidup di kawasan Batu. Sebab, kami sendiri belum tahu persis jumlah harimau Jawa yang masih ada di Batu ini. Jika tertangkap, kami akan mengembalikannya ke habitat aslinya di taman Tahura Sumberbrantas,” tandasnya

Bila benar yang dimaksud Bambang itu harimau Jawa (panthera tigris sondaica) maka spesies ini sudah dinyatakan punah pada 1980-an.

Konservasi satwa ini yang dilakukan pada 1940-an gagal karena harimau jawa membutuhkan habitat yang sangat luas dan stok makanan mencukupi. Namun, Seminar Nasional Harimau Jawa di UC UGM pada 1989 berhasil menyepakati “peninjauan kembali” klaim punahnya satwa ini.

Hal tersebut karena bukti-bukti temuan terbaru berupa jejak, guratan di pohon, dan rambut, yang diindikasikan sebagai milik harimau jawa. (rea)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com