Demikian pula, koki itu mungkin gamang kalau disuruh memasak dengan kompor minyak tanah, misalnya. Dia juga tidak tahu harus membeli bahan masakan di mana karena selama ini semua sudah disediakan timnya.
Demikian pula dalam fotografi. Orang mungkin bisa mahir sekali memotret di dalam studio. Akan tetapi, mungkin dia jadi bodoh manakala harus memotret aneka serangga di museum biologi. Dia juga jadi bodoh manakala harus memotret aktivitas gunung berapi, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Dalam dunia fotografi, istilah mahir hanyalah kulit. Di dalam badan seorang fotografer yang disebut mahir, sesungguhnya banyak lubang-lubang ketidakmahiran juga.
Jadi, manakala Anda ingin masuk di level mahir dalam fotografi, sesungguhnya Anda harus menentukan dulu mahir di bidang apa. Tekunilah bidang itu sampai Anda merasa di atas rata- rata orang yang melakukan bidang yang sama. Lalu, jika tenaga memang memungkinkan, Anda bisa mulai merambah sisi fotografi yang lain. Misalnya, setelah mahir memotret model, Anda bisa menekuni fotografi lanskap, lalu fotografi makro, dan sebagainya.
Sampai kapan? Sampai Anda merasa cukup!