Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuhan Dalam Buku Stephen Hawking?

Kompas.com - 16/09/2010, 23:21 WIB

Sedangkan bagi Aristoteles, alam semesta itu kekal adanya. Alam semesta itu ada sejak masa yang tidak terbatas. Peredaran langit tidak pernah mengenal permulaan. Karena itu, dunia yang tidak mengenal permulaan itu tidak diciptakan Tuhan.

Nah, bagaimana menyikapi judul besar "Tuhan dalam buku Stephen Hawking"? Apakah ilmuwan Inggris itu memang tidak taat asas ketika membangun teori pertolongan Tuhan dalam alam semesta? Apakah Hawking sedang menjual dan menjajakan sensasi kepada publik?

Hawking kiranya memahami dan mengetahui bahwa segala persoalan mengenai keberadaan dan peran Tuhan sungguh-sungguh berada di luar batas kemampuan pikiran (rasio) dan ruang lingkup sains.

Apakah Hawking mau merambah ke wilayah telaah mengenai Tuhan, sementara ia terus membangun teorinya dengan landasan teori-teori ketat mengenai alam semesta?

Jawaban Hawking ini sepadan dengan pernyataan staf pengajar STF Driyakarka, Louis Leahy yang mengatakan alam semesta bukan merupakan ilusi, alam semesta bukan berasal dari kemerosotan. Alam semesta adalah hasil dari anugerah cuma-cuma dari kemurahan hati Tuhan semata-mata.

Ketika mewacanakan Tuhan dan alam semesta secara filosofis, Leahy meluncurkan dua kata yakni "cinta menciptakan". Ciri cinta salah satunya menghormati orang yang dikasihi. Cinta mencapai nilai tertinggi ketika orang yang dikasihi mencapai realisasi diri yang tertinggi pula.

Implikasinya, cinta Tuhan yang menciptakan alam semesta, semata-mata bersifat tanpa pamrih, sebab Tuhan sempurna adanya.

Soal Tuhan dan alam semesta, kolumnis MAW Brouwer (alm) menulis, Tuhan bukan benda, bukan bayangan, bukan proyeksi, bukan ide. Dia itu suatu perspektif, suatu matriks yang muncul sebagai sumber yang seratus persen serba baru.

Ia mengibaratkan bahwa buku baru tidaklah baru sebagai buku, karena manusia sudah melihat banyak buku.

Soalnya, manusia kerapkali merasa bosan berada di dunia, sementara Tuhan yang mencintai alam semesta dan mengasihi manusia, justru tidak pernah bosan.

Dalam Tuhan, manusia tidak pernah akan merasa bosan. IA selalu mengherankan (The Big Surprise). Bagi filsuf Agustinus, tempat kelahiran Tuhan ialah keheranan (situs originos Dei est miratio).

Dari Big Bang milik ilmuwan Hawking, sampai Big Surprise milik filsuf Agustinus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau