Gatot mengusulkan agar BMKG di tingkat provinsi bertanggung jawab memberikan informasi prakiraan cuaca untuk kesiapan operasional di tingkat petani. Dengan demikian, petani memiliki pedoman menanam benih padi untuk mengantisipasi perubahan iklim tersebut.
Kepala Subbidang Cuaca Ekstrem BMKG Kukuh Ribudiyanto beberapa waktu sebelumnya mengungkapkan, penyelenggaraan informasi prakiraan cuaca untuk menunjang operasional petani, terutama saat cuaca ekstrem, sudah dilakukan di tingkat provinsi, bahkan hingga kabupaten atau kota.
Pada tahun 2009 dipusatkan untuk wilayah Indonesia bagian barat, sedangkan pada tahun 2010 ini dikonsentrasikan di Indonesia bagian timur.
Gatot mengatakan, sebanyak 1.111.900 ton benih padi antisipasi perubahan iklim itu diprediksi siap tanam untuk sawah seluas 55 juta hektar. Distribusi ke penangkaran benih padi ini sudah dilakukan sejak tahun 2009 meliputi 5,2 ton tahan kekeringan, 39 ton umur sangat genjah (90 hari), 253 kg tahan rendaman, 367 kg tahan salinitas, dan 4,7 ton tahan wereng batang cokelat.
Dilanjutkan pada tahun 2010, didistribusikan benih padi 11,2 ton tahan kekeringan, 27,1 ton umur sangat genjah, 2,6 ton tahan rendaman, 19 kg tahan salinitas, dan 38,6 ton tahan hama wereng batang cokelat.
”Untuk sekolah lapang pertanian juga telah didistribusikan 72 ton padi gogo dan 5 ton padi hibrida,” kata Gatot.
Adapun sebaran benih padi antisipasi perubahan iklim untuk ditangkarkan pada tahun 2010 menyangkut jenis padi tahan kekeringan meliputi inpari 10 sebanyak 5.709 kg didistrbusikan ke 16 provinsi dengan jumlah terbanyak ke Jawa Timur (2.471 kg).
Semisal untuk jenis situ bagendit disebar ke 18 provinsi dengan jumlah terbanyak di Kalimantan Barat (1.404 kg). Jenis situ patenggang sebanyak 417 kg ke 15 provinsi, terbanyak di Kalimantan Tengah dan Riau (masing-masing 101 kg).
Untuk sebaran benih padi umur sangat genjah mencakup jenis dodokan 997 kg ke 8 provinsi dengan jumlah terbanyak di Sulawesi Selatan (500 kg). Jenis silugonggo 1.627 kg ke 10 provinsi dengan jumlah terbanyak di Bengkulu (720 kg).