Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rachmat W Utusan Khusus Perubahan Iklim

Kompas.com - 21/05/2010, 21:47 WIB

Rachmat sebagai utusan khusus, akan merangkum semua aspirasi sektor di tingkat nasional maupun aspirasi daerah untuk dibawa di forum internasional.

Fitrian mengatakan tetapi hal tersebut juga menjadi tantangan besar bagai Rachmat untuk bisa menyatukan semua kepentingan sektor dan daerah yang berbeda-beda.

Keuntungan lainnya, dengan posisi sebagai utusan khusus presiden, Rachmat bisa masuk pada lobi-lobi internasional yang biasanya dilakukan tidak hanya pada level panel, paripurna, tetapi juga pada level bilateral atau bahkan kamar.

Sedangkan Koordinator Forum Masyarakat Sipil Indonesia untuk Keadilan Iklim (CSF), Giorgio Budi Indarto justru melihat posisi Rachmat Witoelar sebagai utusan khusus malah memperlemah diplomasi Indonesia di tingkat internasional.

Giorgio melihat posisi Indonesia pada KTT ke-13 Perubahan Iklim di Bali dengan keputusan "Bali Action Plan" dan pada KTT ke-15 Perubahan Iklim di Kopenhagen Denmark terlihat sangat kompromistis.

"KTT Perubahan Iklim di Bali dengan Bali Action Plan dengan negosiator utama Racmat Witoelar. Dan COP 15 yang dianggap gagal, tetapi kita tetap berasosiasi dengan hasilnya yaitu Copenhagen Accord," kata Giorgio.

Dia melihat dengan kepemimpinan Rachmat Witoelar, diplomasi Indonesia untuk perubahan iklim tidak kuat, bahkan cenderung mengikuti kemauan negara-negara maju.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau