Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Moral dari Jayawijaya

Kompas.com - 25/04/2010, 05:45 WIB
 HARRY SUSILO

KOMPAS.com - Dinginnya udara dan tebalnya kabut tidak menyurutkan niat para pendaki yang tergabung dalam tim Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia untuk merayakan peringatan Hari Bumi di kawasan es Nggapulu, Pegunungan Jayawijaya, Papua, Kamis (22/4/2010), atau di ketinggian sekitar 4.700 meter di atas permukaan laut.

Di kawasan yang jaraknya sekitar 150 meter lagi menuju Puncak Nggapulu atau Soekarno tersebut mereka merenungkan arti penting bagi kondisi lingkungan saat ini. Pemanasan global, perubahan iklim, kerusakan hutan, dan alih fungsi lahan membuat bencana semakin dekat pada manusia.

Sekitar 23 orang yang tergabung dalam tim Alfa dan tim Bravo Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia ini memiliki asa yang sama, yaitu perubahan perlakuan lingkungan untuk kehidupan Bumi yang lebih baik.

Dari Lembah Danau-Danau, tim Bravo berangkat sekitar pukul 08.00 waktu Indonesia timur atau 06.00 waktu Indonesia barat. Tim menempuh perjalanan sekitar empat jam sebelum mencapai lokasi yang dituju, padang es yang diapit Puncak Nggapulu dan Puncak Soemantri.

Sehari sebelumnya atau pada Rabu (21/4), tim Alfa sudah lebih dahulu berada di kawasan Puncak Nggapulu. Mereka mendirikan tenda untuk berlatih menginap di atas medan es. Tujuannya, agar mereka terbiasa dengan medan dan suhu ekstrem yang nantinya akan mereka hadapi di puncak-puncak gunung tertinggi lainnya.

Setelah kedua tim bertemu di atas medan es, mereka kemudian mendaki dengan berpegangan tali agar dapat bergerak bersama. Namun, pekatnya kabut cukup menghambat perjalanan tim. Jarak pandang hanya sekitar 3 meter.

Belum lagi dinginnya udara dan hujan yang mendera anggota tim. Agar tidak menggigil kedinginan, semua pendaki harus terus bergerak dan berjalan dalam jarak dekat.

Setelah tiba di padang es, sesama anggota tim saling menggamit tangan. Mereka mengheningkan cipta sejenak, kemudian disambung dengan sebuah nyanyian penyemangat.

Ketua Harian Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia Yoppie Rikson membuka sambutan dalam ”seremoni” kecil itu. Dia menekankan, kegiatan ini hanya untuk memberikan pesan soal kerusakan lingkungan.

Anggota Wanadri angkatan 1968/1969 yang tergabung dalam tim Bravo, Iwan Hignasto (58), mengungkapkan, perayaan Hari Bumi di kawasan es Nggapulu ini juga untuk memberikan kesadaran secara luas kepada masyarakat akan ancaman pemanasan global.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau