Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumitnya Relasi dalam Perkawinan

Kompas.com - 01/02/2010, 13:07 WIB

Mengapa perkawinan dapat membuat seseorang berubah sedemikian rupa? Apa yang menjadi penyebab ketidakharmonisan dalam perkawinan?  

Pemahaman Utuh
Sebelum menengok sebab-sebab ketidakharmonisan, ada hal yang harus dicatat untuk memahami persoalan dalam perkawinan, yakni bahwa masalah berkembang dalam interaksi, sehingga analisis masalah tidak dapat difokuskan hanya terhadap salah satu pihak, melainkan harus dua belah pihak.

Dengan kata lain, harus disadari bahwa output masalah merupakan produk dari interaksi timbal balik dua belah pihak. Jadi terlalu gegabah bila kita menyalahkan salah satu pihak, atau mengklaim yang menjadi sumber masalah Si A atau B.  

Menunjuk hidung pihak lain memicu konflik menjadi lebih tajam karena akan menimbulkan perasaan diri sebagai korban. Ketika merasa diri korban, yang ada adalah dendam. Begitu pula bila merasa diri paling benar, akan menimbulkan rasa ketidakadilan dari pihak lain. Bila demikian, jalan untuk rekonsiliasi menjadi lebih sempit, bahkan bisa tertutup.

Sikap yang terbaik adalah mencoba memahami masalah secara objektif dan utuh berdasarkan perspektif diri maupun pihak lain (pasangan). Adanya pemahaman yang utuh akan membuat hati kita menjadi lebih ringan, dan lebih penting lagi memberikan rasa keadilan bagi dua belah pihak.

Kesadaran bahwa masing-masing pihak memiliki andil atas terjadinya masalah, akan memberikan semangat untuk bersama-sama bangkit memperbaiki hubungan, dan bersama-sama pula bergerak menjadi pribadi yang semakin matang dan bijaksana.

Kesediaan memahami masalah dari perspektif orang lain merupakan bentuk
kemampuan untuk keluar dari egosentrisme. Semakin mampu seseorang  memberikan empati atau mengambil perspektif orang lain (perspective taking), berarti ia semakin mampu untuk mencintai secara benar.

Rawannya Percintaan
Berkembangnya saling ketergantungan dalam hubungan percintaan dan memasuki tahapan hubungan yang semakin erat, pada satu sisi menjawab kebutuhan emosional satu sama lain. Di sisi lain, dapat berarti bentangan masalah yang menimbulkan ketegangan-ketegangan.

Berikut beberapa hal yang sangat mungkin timbul seiring dengan berkembangnya komitmen.

* Kecewa
Orang yang saling mencinta biasanya mengidealkan partnernya, namun akhirnya menemukan partnernya tidak seideal yang diangankan. Mungkin seseorang menemukan pasangannya tidak sensitif, tidak penuh perhatian, atau tidak secerdas yang dibayangkan. Yang lain menemukan rencana masa depan pasangan sangat berbeda dengan dirinya. Dalam keadaan demikian, memenuhi kebutuhan pasangan dirasa sebagai pengorbanan, sehingga memicu konflik.
Untuk mengantisipasi keadaan seperti ini, langkah yang paling tepat adalah mencoba realistis, menerima pasangan apa adanya, dan justru saling membangun dalam kebersamaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com