Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plinplan Tanda Kepikunan

Kompas.com - 29/01/2010, 08:10 WIB

Dr. Sukono menegaskan, pola hidup sehat harus dijalani untuk menghalangi kepikunan. “Berhentilah merokok, makanlah dengan gizi seimbang, hindari minuman beralkohol, hindari stres, rutin berolahraga dan teraturlah melakukan rileksasi,” ujar spesialis saraf dari RS Mitra Internasional, Jatinegara, Jakarta ini.

Bila sudah telanjur pikun, anggota keluarga harus segera berupaya supaya penderita menghilangkan kebiasaan yang tidak sehat. Biarkan penderita menggiatkan diri dengan aktivitas membaca, menulis, mengisi teka-teki silang, terus aktif dalam lingkungan sosial, dan mengasup makanan sehat.

Usahakan jangan sampai terkena penyakit yang mengganggu fungsi otak semisal stroke, diabetes melitus, dan pengapuran pembuluh darah.

Bisa Sulit Diperbaiki
Pada dasarnya, Dr. Sukono menambahkan, ada dua macam demensia, yang bisa diperbaiki (reversible) dan yang sulit diobati (irreversible). Demensia yang bisa diperbaiki disebabkan oleh antara lain terlalu banyak mengonsumsi alkohol, infeksi virus, bakteri atau jamur di otak, perdarahan di bawah selaput keras otak (subdural hematoma), penimbunan cairan dalam ventrikel otak (normal pressure hydrocephalus), dan kurangnya aktivitas kelenjar gondok (hypothyroidsm).

Demensia yang tidak bisa diperbaiki biasanya terjadi akibat penyakit Alzheimer, demensia yang ditandai oleh rusaknya beberapa organ termasuk otak (multi-infark dementia) semisal stroke, dan lewy body dementia.

Bila Anda mengalami gejala penurunan daya ingat, segeralah membicarakannya dengan dokter saraf. Dokter akan melakukan tes untuk memastikan apakah Anda terkena demensia atau tidak. Sedini mungkin Anda menyatakan masalah ini, sesegera mungkin dokter akan membantu Anda.

Anda bisa melakukan latihan senam otak setiap saat. Gerakan intinya adalah menyilangkan tangan dan kaki secara bergantian. Langkah ini dapat membantu menyeimbangkan kemampuan otak kiri dan kanan.

Melipat Kertas
Jika yang mengalami tanda-tanda demensia adalah salah satu anggota keluarga atau teman Anda, cobalah membawanya ke dokter. Anda bisa lebih dulu menceritakan gejala yang ada kepada dokter, sebelum si pasien masuk ke ruang praktiknya. Selanjutnya, Anda bisa menjelaskan segala hal secara detail termasuk tindakan dan perilaku penderita.

Dokter akan mencari tahu riwayat perjalanan penyakit, melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan psikoneurologis, tes laboratorium, EEG (elektro ensepalogram), dan CT-Scan atau MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Pemeriksaan fisik biasanya meliputi penilaian domain kognitif. Bisa dengan meminta pasien menyebutkan nama organ tubuh atau objek yang ditunjuk, meminta pasien memeragakan suatu gerakan misalnya memukul dengan palu atau menyikat gigi, meminta pasien menebak barang semisal koin di tangan dengan mata tertutup, meminta pasien memungut kertas yang ditaruh di lantai dan melipatnya menjadi setengahnya, dan beberapa tes lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com