Abdul Basyir mengakui, sejak ada telepon seluler dengan SMS, kartu Natal tidak lagi diminati. Bahkan, saat ini orang menggandrungi media internet, seperti jejaring sosial Facebook dan layanan microblogging seperti Twitter.
Meski kian tergerus, dia menolak minggir. Ia akan terus berjualan kartu.
Efisiensi sering menjadi latar belakang pemilihan layanan pesan singkat ketimbang kartu Natal. Misalnya Cindy Silviana Sukma, seorang mahasiswi di Jakarta, yang beralasan bisa lebih cepat diterima kerabat dan harganya lebih murah.
”Generasi muda sekarang sudah tidak romantis lagi,” ujar pelukis Suwito di kawasan Pasar Baru mengomentari perubahan generasi yang mulai meninggalkan kartu Natal.