”Rumah” penyu
Jaya menguak pengembaraan penyu dengan caranya sendiri. Kepada dunia, melalui internet, Jaya mengajak siapa pun yang tertarik mengikuti perjalanan penyu-penyu melintasi samudra. Robeca hingga akhir Juni 2009 lalu terpantau mengembara dari Sorong menuju Pantai Arafuru hingga perbatasan dengan Papua Niugini.
Pengembaraan penyu ini menarik. Data yang diperoleh WWF dari pemasangan transmiter pada penyu belimbing di Papua menunjukkan ada penyu yang melintas menyeberangi Samudra Pasifik hingga di pantai California, Amerika Serikat. Kemudian penyu itu terpantau kembali lagi ke arah Papua, meski di tengah Samudra Pasifik—dalam perjalanannya selama 18 bulan—baterai transmiternya habis.
Selain bertutur pengembaraan penyu ke belahan dunia lainnya, Jaya menandaskan, Indonesia paling ramah bagi spesies penyu di dunia. Ini terbukti enam dari tujuh spesies penyudi dunia memiliki ”rumah” untuk bertelur di Indonesia.
Hingga saat ini enam dari tujuh spesies penyu yang ada di dunia memilih bentangan pantai tropis Indonesia sebagai ”rumah” untuk bertelur. Keenamnya meliputi penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu pipih (Natator depressus), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Penyu belimbing satu-satunya penyu tanpa cangkang dan memiliki ukuran tubuh terbesar dengan lengkungpunggung bisa mencapai maksimal 2,4 meter dan bobot 1.000 kilogram atau lebih.
Satu spesies penyu dunia lain yang tidak pernah betah tinggaldi wilayah Indonesia adalah penyu kempi (Lepidhocelys kempi). Penyu kempi ini memilih ”rumah” idamannya hanya di pantai Karibia.
Tidak hanya untuk spesies penyu, kini lebih banyak lagi dibutuhkan ahli dalam negeri yang peduli dan bisa bertutur tentang kekayaan alam Indonesia melalui media apa pun.
Seperti mengutip hasil penelitian Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, bekerja sama dengan Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization dan Murdoch University dari Australia pada 2000-2002, menyatakan perairan Indonesia sebagai habitat keanekaragaman hayati ikan hiu terbesar di dunia. ”Jaya -Jaya ” lainnya yang peduli pada masalah kelautan masih dinantikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.