Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jagung Lemas akibat Serangan Hawar Daun

Kompas.com - 01/07/2009, 18:28 WIB

MEDAN, KOMPAS.com — Petani jagung di Sumatera Utara mengkhawatirkan semakin mengganasnya penyakit hawar daun yang menyerang tanaman jagung di daerah itu di tengah harga jual yang juga mulai tertekan.

"Di Karo, serangan hawar daun mematikan sekitar 50 persen dari luas areal tanaman petani. Kelompok tani saya sendiri tidak berani lagi menanam jagung secara besar-besaran, karena takut rugi besar," kata Sutomo Sebayang, di Medan, Rabu (1/7).

Hawar daun itu semakin mengganas pada cuaca yang tidak menentu seperti sekarang, di mana bisa sebentar hujan deras dan tiba-tiba panas atau sebaliknya.

"Secara langsung atau melalui asosiasi Himpunan Petani Jagung Indonesia (Hipajagin), serangan hama itu sudah dilaporkan dan berharap pemerintah bisa membantu mengatasinya mengingat petani masih ingin berbisnis jagung," katanya.

Serangan penyakit itu kian dikhawatirkan karena harga jual juga menurun dengan dalih pabrikan pasokan sedang kebanjiran jagung termasuk jagung impor.

Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) I, JR Panjaitan, yang dikonfirmasi, mengakui adanya temuan dan laporan tentang Hawar Daun yang menyerang tanaman jagung di Sumut.

Berdasarkan pendataan, kata dia, serangan terbesar terjadi pada tanaman di daerah dataran tingg seperti Simalungun dan Tanah Karo.

Di Simalungun ada sekitar 21 hektar tanaman jagung yang terserang hawar daun itu, disusul Karo seluas 8,5 hektar, Dairi 6,8 hektar, Deli Serdang 2,5 hektar, dan Langkat 2,1 hektar. "Tapi syukurnya masih berupa serangan ringan, meski tetap saja merugikan petani jagung," katanya.

Dia menyebutkan, sulit mengatasi serangan bakteri yang bersumber dari tanah itu sendiri, mengingat selain belum ada pestisida yang terbukti mampu maksimal membasmi bakteri itu, dan penggunaan residu disarankan tidak digunakan karena untuk bahan pangan.

Hawar Daun sudah diketahui ada di Sumut sejak tahun 1997 yang mulai merusak tanaman jagung di Tanah Karo. Serangan itu baru dirasakan petani beberapa tahun terakhir ini karena areal tanaman jagung semakin meluas.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau