Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capluk Berinjektor Efisienkan Penggunaan Pupuk Urea

Kompas.com - 14/02/2009, 21:30 WIB

Menurut Asep, teknologi tepat guna bagi para petani ini tidak mendapat dukungan dari para pejabat terkait karena saat itu Presiden Soeharto sedang memopulerkan penggunaan pupuk urea briket. Pabriknya milik anggota Keluarga Cendan . "Saat itu siapa yang berani melawan Cendana," katanya.

Sedangkan capluk berinjektor adalah alat untuk menyuntikan pupuk cair ke dalam tanah/sawah. Pupuk cairnya adalah pupuk urea tabur yang dicairkan dengan perbandingan dua kilogram pupuk ditambah air sebanyak 10-12 liter (satu tabung hand sprayer). Satu hektar sawah perlu 600 liter air yang bercampur 120 kilogram pupuk urea, untuk dua kali pemupukan.

Rancang bangun alat ini terdiri dari tanki hand sprayer, caplak, selang plastik, injektor dari pentil sepeda, serta pembuka dan penutup alur dari plat seng. Mekanisme kerjanya, campuran urea dan air dalam tangki diberi tekanan. Cairan pupuk dikelurkan melalui injektor, lalu didistribusikan oleh gigi caplak ke dalam alur tanah sedalam tujuh sentimeter. Alur tanah dibuka oleh pembuka alur dan ditutup lagi oleh penutu palur. Operator (petani) menggendong tangki sambil menarik caplak.

Asep berharap, capluk berinjektor tersebut dapat dipopulerkan sehingga petani dapat membuat dan menanfatkan alat pemupuk tersebut. Biaya pembuatannya sekitar Rp 300.000 sampai Rp 400.000 per unit. Dengan alat ini, sawah hanya perlu dua kali pemupukan, yakni satu hari sebelum tanam (saat membuat alur tanam) dan 21 hari setelah padi ditanam.  

"Dulu kami membuat 40 unit, Karena tidak boleh digunakan, yah, dihancurkan. Tetapi, kami masih mempunyai dokumen hasil riset dan rancang bangun capluk," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com