Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Tak Henti Bertanya

Kompas.com - 11/02/2009, 11:04 WIB

Oleh Brigitta Isworo

”Penemuan” fakta di Galapagos telah memunculkan teori baru tentang asal-usul manusia. Manusia tetap gelisah dan dia pun mulai mengeksplorasi diri. Setelah muncul melalui proses evolusi lalu, ke mana manusia pergi?

Sesudah pergi, lenyapkah ia? Apakah dia bisa diabadikan, menjadi selalu ”ada”? Jika seorang manusia bisa dibuat kopiannya, banyak hal dan banyak kepentingan serta banyak manusia akan terpuaskan dan mendapat jawabnya.

Ingat film The Boys from Brazil arahan sutradara Franklin J Schaffner produksi tahun 1978? Dalam film itu dikisahkan upaya kelompok SS—sayap militer Nazi—untuk ”membuat” Hitler-Hitler baru, ada 10 anak, dengan teknik kloning yang dipadukan dengan proses pendewasaan dengan mempertimbangkan lingkungan sosio-kultur si anak.

Manusia adalah makhluk yang bertanya. Mempertanyakan apa saja, hingga yang paling hakiki adalah mempertanyakan eksistensinya. Itulah yang lalu menjadi pertanyaan awal yang mendorong percobaan para ilmuwan bioteknologi dan para ahli medis demi memuaskan rasa keingintahuan manusia.

Tujuannya, jika jawaban tentang asal-usul manusia dengan Teori Evolusi Darwin dianggap sudah ”selesai” (baca: diterima), adakah kemungkinan di masa depan untuk menghadirkan kembali makhluk-makhluk hidup—setelah manusia diperluas—yang sekarang satu demi satu spesies terancam punah? Bahkan banyak spesies sudah punah.

DNA dan kloning

Tanggal 28 Februari 1953, Francis Crick berjalan masuk ke rumah minum Eagle di Cambridge, Inggris. Seperti dikenang oleh James Watson, Crick mengumumkan, ”Kami telah menemukan rahasia kehidupan.” Memang mereka telah menemukannya.

Pagi itu, Watson dan Crick telah menemukan struktur DNA (deoxyribonucleic acid). Struktur DNA berbentuk mirip dua pita melintir (double helix) yang dapat membuka (unzip) untuk mengopi diri mereka sendiri. Itulah jawaban terhadap pertanyaan apakah DNA membawa informasi sifat-sifat yang menurun dari makhluk hidup. Ternyata diketahui, DNA sanggup membelah diri dengan membawa sifat-sifat itu.

Kemajuan bioteknologi, yang semula baru sebatas vaksin dan antibiotik yang bisa menyembuhkan penyakit, sudah ”meloncat” ke urusan menggantikan sel rusak. Potensi kloning telah membawa fajar baru bagi para penderita kanker, berpotensi ”membuat” organ baru dari sel punca, atau memudakan kembali sel-sel tubuh dengan mengatur ulang kode-kode genetik yang terkandung pada DNA.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com