Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penobatan Demokrasi 160 Juta Dollar AS

Kompas.com - 22/01/2009, 05:04 WIB

Suara ”boooo” dan ledekan penonton mengundang tawa ketika Wapres Dick Cheney masuk balkon dengan kursi roda. Ia cedera saat membereskan sendiri barang-barangnya di kantor wapres. Saat Presiden George W Bush muncul, tak banyak reaksi negatif. ”Soalnya saya senang Laura,” ujar lelaki di depan saya yang paling rajin berteriak saat ditanyai teman-temannya.

Pidato Obama yang diharapkan menjadi klimaks dalam acara inaugurasi terbesar dalam sejarah ini membosankan. Makanya, pidato itu hanya tiga kali mengundang standing ovation, pemandangan kontras dengan yang saya lihat ketika pidatonya di Chicago saat Election Night 4 November 2008. Namun, esensi pidato Obama sesungguhnya penting karena dengan tegas mengkritik berbagai kebijakan Bush yang memusuhi siapa saja. Obama mengulurkan tangan AS untuk tiap negara, bangsa, dan agama. Toh, ia minoritas hitam pertama sebagai presiden, yang menunjukkan wajah demokrasi AS yang universal.

Tak heran si lelaki tukang teriak di deretan kursi kami, juga puluhan orang lainnya, berlinang air mata mendengar pidato Obama. Tak heran juga semua orang menyebut pelantikan Obama sebagai sebuah ”penobatan demokrasi” (coronation of democracy). Orang yang bersumpah kepada Tuhan YME dan Konstitusi dengan Injil sama yang digunakan dalam pengambilan sumpah Presiden Abraham Lincoln tahun 1861 bukan hanya Obama seorang, tetapi semua warga AS.

Beban malu dan rasa bersalah kepada dunia akibat petualangan rezim Bush selama delapan tahun akhirnya terangkat dari bahu rakyat. Mereka tahu sampah yang diwariskan Bush bertumpuk-tumpuk: kegagalan menangkap Osama bin Laden, serbuan keliru ke Irak, pengintaian terhadap warga yang melanggar Konstitusi, penyiksaan di Guantanamo dan di lokasi-lokasi lain yang melanggar HAM.

Bush juga yang menghabisi anggaran sehingga AS kini punya utang luar negeri lebih dari satu triliun dollar AS. Kebijakan ekonominya yang pro-pengusaha juga memicu krisis finansial yang meluber ke seluruh dunia. Mereka tampaknya mau memaafkan Bush dan rela menyapu sampah-sampah itu sehingga wajah AS bersih kembali lewat kepemimpinan Obama.

Ketika turun dari mobilnya dalam acara pawai di dekat Gedung Putih, Obama berlaku di luar protokol karena sebetulnya dia ingin menunjukkan bahwa rangkaian acara inaugurasi ini adalah pesta rakyat. Namun, apakah layak dana 160 juta dollar AS dihabiskan untuk pesta justru pada saat rakyat mengalami krisis finansial?

Saya tak tahu jawabannya kecuali mengutip pepatah lama, ”the king is dead, long live the king”. (Budiarto Shambazy, dari Washington DC)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com