Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evolusi Darwin 150 Tahun Kemudian

Kompas.com - 07/01/2009, 07:34 WIB

Apa yang ia amati itu ia catat dalam ”The Voyage of The Beagle” yang diterbitkan setelah Darwin kembali ke Inggris tahun 1839. Darwin 22 tahun kemudian menerjemahkan pemahamannya atas adaptasi finch tersebut ke dalam satu teori evolusi. Teori ini menegaskan adanya seleksi alam untuk memastikan bahwa ada sifat-sifat lebih unggul yang bertahan dari generasi ke generasi.

Fitur inti Teori Darwin - seperti telah disinggung di muka - telah bertahan dari kajian kritis dari kritikus ilmiah dan religius.

Sisi lain Teori Darwin

Pada satu hari di bulan Juni 150 tahun silam, di rumahnya di dekat London, Darwin membuka amplop surat yang dikirim dari satu pulau yang kini ada di Indonesia. Pengirim surat itu adalah Alfred Russel Wallace, kenalan muda yang menambah penghasilan dengan menjadi kolektor biologi, yang rajin mengirim kupu-kupu, burung, dan spesimen lain ke Inggris. Namun, kali itu, Wallace mengirim serta manuskrip 20 halaman, sambil meminta Darwin memperlihatkannya kepada anggota lain komunitas ilmiah Inggris.

Darwin membaca manuskrip tersebut dengan horor karena Wallace juga sampai pada teori evolusi seperti yang dikerjakannya, tanpa menerbitkan satu kata pun, selama dua dekade terakhir. Darwin dilanda kebimbangan hebat, dan sempat terpikir olehnya untuk memusnahkan karyanya sendiri.

Pemikiran evolusi Darwin acap disebut sebagai ”Darwinisme”, yang juga melambangkan pandangan sekitar evolusi. Namun, seperti dicatat Richard Conniff di Cosmos, awal mula pandangan ini bukan dari Darwin atau Wallace. Pandangan tentang asal-usul manusia dari primata, misalnya, sudah muncul sejak 1699, ketika seorang dokter asal London, Edward Tyson, membedah simpanse dan mendapati anatomi makhluk ini amat mirip dengan manusia.

Kakek Darwin sendiri, Erasmus Darwin, di tahun 1770-an sudah menyatakan bahwa berbagai spesies yang berbeda-beda berkembang dari satu leluhur yang sama. Ia bahkan memasang moto Latin ”E conchis omnia” (Segalanya berasal dari kerang) di kereta kudanya.

Bisa pula dicatat bahwa pada tahun 1801 naturalis Perancis, Jean-Baptiste Lamarck, mengajukan bahwa spesies-spesies bisa berubah merespons kondisi lingkungan. (Ada yang bisa bertahan dari penyakit, kelaparan, pemangsaan, dan faktor lain, tapi ada juga yang tak bisa bertahan, oleh Darwin disebut dengan ”seleksi alam”, sementara oleh Wallace disebut sebagai ”perjuangan untuk eksistensi”).

Tahun 1840-an, ide evolusi lolos dari ranah komunitas ilmiah semata, dan merebak menjadi debat publik. Sementara itu, Darwin terus mengembangkan studinya tentang evolusi, antara lain dengan mempelajari karya demograf TR Malthus mengenai faktor yang membatasi perkembangan manusia. Tahun 1844, ia telah mengembangkan ide dalam manuskrip setebal 200 halaman.

Seperti kita tahu, naskah Darwin yang lengkap akhirnya terbit 24 November 1859 dalam wujud buku berjudul On the Origin of Species by Means of Natural Selection. Dengan itu, hal yang tak terpikirkan, yakni manusia berasal dari satwa, menjadi lebih dari ”terpikirkan”.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau