Bagi peneliti kebudayaan dan kolektor naskah tua, "Cempaka Putih" adalah permata yang memiliki nilai kebudayaan yang tinggi.
"Ceritanya erotis, tapi mendidik," kata Raja Malik yang juga Ketua Pusat Maklumat Kebudayaan Melayu Kepri-Pulau Penyengat.
Selain menampilkan beberapa teknik/gaya hubungan seks, "Cempaka Putih" juga menuliskan sebuah doa sebelum berhubungan intim.
"Seperti Kamasutra India. Raja Abdullah menceritakan kisah kehidupan seksual masyarakat Melayu pada zamannya. `Kamasutra Melayu`, berdasar ajaran Islam," ujarnya.
"Cempaka Putih" memberi gambaran betapa pentingnya hubungan seks dalam sebuah keluarga yang harmonis.
"Hubungan seks yang tidak meninggalkan ajaran Islam. Enak tapi tidak berdosa," ujar Raja Malik tersenyum.
"Nyaris hancur, tapi tulisannya masih utuh sehingga dapat dibaca," katanya.
Setelah "Cempaka Putih", muncul beberapa naskah "kamasutra" lain dengan penulis yang berbeda di zaman itu.
"Naskah kuno Melayu dengan gaya Kamasutra India yang berhasil kami simpan sekitar sepuluh," ujarnya.
Perempuan