Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelajah Desain Parhyangan Agung Gunung Rinjani

Kompas.com - 17/09/2008, 12:52 WIB

RANCANGAN sebuah Pura atau Parhyangan Agung mengandung kompleksitas dalam tatanan, bentuk, ruang dan makna. Sebagaimana yang bisa disaksikan pada desain sebuah Pura yang terletak di Dusun Kebaloan, Desa Senaru, Kecamatan Bayan-Lombok Barat. Lokasinya berada sekitar 70 km dari kota Mataram. Apa dan bagaimana rancangan Pura yang disebut pula sebagai Parhyangan Agung Gunung Rinjani ini?

Dalam penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Parhyangan ini ternyata tidak saja melibatkan arsitek bangunan, namun juga mengikutsertakan para undagi (arsitek tradisional), pedanda (pendeta), pemuka agama, kalangan Parisada Hindu, Majelis Hindu maupun para tokoh masyarakat setempat. Bahkan konsep yang dituangkan dalam bentuk rancangan memiliki kekhasan atau keunikan tersendiri.

Pura atau Parhyangan ini juga merupakan perluasan areal Pura yang sudah memiliki palinggih atau bangunan suci sebelumnya. Terlebih status Pura itu telah ditetapkan sebagai salah satu Pura Kahyangan Jagat sejak 10 September1995. Keunikan yang dimiliki itu lebih awalnya bisa dikaji melalui konsep yang bersumber dari lontar ”Padma Bhuwana”, khususnya untuk penataan Kahyangan Jagat yang disebut dengan ”Astha Pungku Pranawa” yang menyiratkan tentang sukat atau ukuran-ukuran yang digunakan dalam membangun Kahyangan Jagat, untuk 8 (delapan) mandala (ruang) yang menjaga Ista Dewata.

Konsep yang dituangkan berdasarkan sumber lontar itu disebut dengan ’Panca Maya Mandala’ (lima ruang dalam proses perjalanan hidup), terdiri dari: (1) luhuring ing akasa (ruang kosong = sunya), bermakna: yang ada awalnya dari kosong, atau dari ’nir rupa ke swa rupa’ (dari tiada menjadi ada); (2) luhuring ambal-ambal; (3) sor ing ambal-ambal (alam pengetahuan); (4) ring petala (alam ’panca maha butha’); (5) dasa nala (alam kehidupan).

Titik Orientasi Spiritual

Rancangan arsitektural Parhyangan Agung Gunung Rinjani ini melibatkan Tim Perencana dari Biro Konsultan ”Sian D saiN”-Bali yang terdiri dari tiga orang arsitek, yaitu I Wayan Jandra Budhiana, I Ketut Siandana, dan I Ketut Adhimastra, serta seorang undagi, Ida I Dewa Ketut Mardiana. Tata letak bangunan-bangunan berpedoman pada konsep ’Panca Maya Mandala’.

Dalam ruang yang disebut ’luhuring ing akasa’ tidak dirancang bangunan.  Sementara dalam ruang (mandala) luhuring ambal-ambal di desain tata letak bangunan: Padmasana, Meru tumpang 11, Meru tumpang 9,  patung Ganesa, Patung Budha, Bale Mas, Bale Selaka, Bale Agung, Bale Pawedan, Bale Pesandekan, Kori Agung dan Peletasan.

Di mandala selanjutnya (disebut sor ing ambal-ambal) dirancang palinggih Kemalik, Pura Penataran Ped, Pura Melanting, palinggih Dewi Kwan Im, Bale Gong, Kori Agung dan Peletasan. Sedangkan di area Jaba Sisi ditempatkan Bale Kulkul, Pesandekan, Candi Bentar dan Peletasan. Di area Petala yang tidak bertembok panyengker terdapat bangunan Pertiwi, Peninjoan dan Wantilan.

Selain berpedoman pada arah terbit dan tenggelamnya matahari, gunung Rinjani di pulau Lombok juga dijadikan sebagai titik orientasi spiritual bagi tempat peribadatan Hindu setempat. Sebagaimana tertulis dalam Purana Hyang Pasupati di mana Gunung Rinjani disebutkan punya hubungan erat dengan Gunung Semeru di Jawa dan Gunung Agung di Bali. Gunung-gunung itu dikatakan sebagai acala lingga (lingga yg tak bergerak), berdasarkan mitologi yang dipetik dari Ida Hyang Pasupati yang berasal dari Gunung Mahameru-India.

Menurut ”Purana Bhuwana Kosa”, ada  tujuh gunung yang disebut sebagai ”istana” Tuhan, yakni: Gunung Mahameru (India), Gunung Kailas (Tibet), Gunung Semeru (Jawa Timur), Gunung Agung (Bali), Gunung Rinjani (Lombok) dan Gunung Lampo Batang (Sulawesi).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com