Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Mikroba Super

Kompas.com - 04/06/2008, 03:00 WIB

Oleh YUNI IKAWATI

Laut yang dalam dan dingin, atau sumber hidrotermal bersuhu tinggi di daerah vulkanis, adalah tempat teraman bagi kehidupan jasad renik untuk tetap lestari karena jauh dari cengkeraman tangan manusia.

Para ilmuwan dari Australia menemukan jumlah kehidupan di bawah dasar samudra dua kali lipat dibandingkan dengan yang pernah ditemukan sebelumnya. Sampel tanah yang diambil di lepas pantai Newfoundland mengungkap ada mikroba bersel tunggal yang hidup pada suhu tinggi di kedalaman 1.626 meter di bawah dasar laut.

”Ini mungkin bukan hanya yang terdalam yang pernah ditemukan selama ini, tetapi juga di daerah yang terpanas di sedimen laut dalam,” ujar R John Parkes, ahli geobiologi dari Cardiff University di New South Wales, Australia. Parkes dan timnya menjabarkan secara detail temuannya dalam jurnal Science yang terbit 23 Mei 2008.

Mikroba dasar laut sebelumnya yang pernah ditemukan ada di kedalaman 842 meter. Jasad renik yang hidup di bawah permukaan bumi juga pernah ditemukan di daratan. Di pertambangan emas Afrika Selatan, misalnya, ditemukan bakteri yang mampu hidup di kedalaman hampir 2 mil atau 3,2 kilometer di bawah permukaan tanah.

Parkes dan koleganya menganalisis sampel tanah yang diperoleh dari Program Pengeboran Dasar Samudra. Mereka menemukan sel prokaryotic yang tidak memiliki nukleus sentral yang berasal dari famili archaea. Sejenis bakteri. Mikroba ini mendapat energi dari gas metana di lokasi tersebut.

Jasad renik ini berkembang biak dengan subur pada batuan berusia 111 juta tahun dan bertahan hidup pada suhu 60 hingga 100 derajat Celsius. Pada lingkungan ekstrem, kehidupan jarang ditemukan. ”Di lingkungan itu tak ditemukan cahaya dan oksigen. Meski begitu, ada ruang untuk air di bebatuan. Itu yang dibutuhkan organisme tersebut,” ujar Parkes, seperti dikutip LiveScience.com.

Berdasar temuan ini, Parkes menyarankan agar pengambilan sampel tanah tidak terbatas di permukaan Martian (Planet Mars). ”Bila ditemukan kehidupan beberapa kilometer di bawah permukaan bumi, ada kemungkinan ditemukan hal yang sama di planet lain,” urai Parkes.

Temuan peneliti AS

Sementara itu, Katrina J Edwards, geomikrobiolog dari University of Southern California, menemukan bakteri dalam jumlah ribuan kali lipat lebih banyak di dasar laut dibandingkan dengan di atas permukaan laut. Edwards dan koleganya menduga awal kehidupan di bumi ini bermula dari dasar samudra. Mereka akan menggali lebih dalam lagi untuk menemukan jawaban.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com