Gelombang Panas Bisa Terjadi di Dalam Laut, Dampaknya Sangat Buruk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Panas Bisa Terjadi di Dalam Laut, Dampaknya Sangat Buruk

Sri Anindiati Nursastri

Kompas.com - 16/01/2020, 20:03 WIB

Efek dari gelombang panas dalam laut disebut ilmuwan sebagai “Blob”, yang pada 2016 menewaskan jutaan hewan laut dan burung.

Kembali ke artikel...

Berikan Komentar

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Video pilihan

Lihat Semua

Laporkan komentar

Iklan atau spam

Porno atau asusila

Ujaran kebencian atau SARA

Perundungan atau pelecehan

Lainnya

Akun Terdeteksi Anonim

Kami mendeteksi email anonim pada akunmu. Untuk berkomentar, mohon gunakan email yang valid.

Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Batal edit?

Setelah dihapus, kamu tidak bisa membatalkan

Hapus Komentar

Setelah dihapus, kamu tidak bisa membatalkan

Oke

Terkini Lainnya

Bencana Alam Bikin Kebiasaan Merokok Meningkat, Apa Solusinya?

Bencana Alam Bikin Kebiasaan Merokok Meningkat, Apa Solusinya?

Kita

22/12/2024, 14:43 WIB

Potret Retak Darurat Stunting, Urgensi Peran Humas

Potret Retak Darurat Stunting, Urgensi Peran Humas

Kita

22/12/2024, 09:00 WIB

Kolaborasi Masyarakat dan Badan Usaha Desa Jadi Pilar Kebangkitan Aceh

Kolaborasi Masyarakat dan Badan Usaha Desa Jadi Pilar Kebangkitan Aceh

Kita

20/12/2024, 08:10 WIB

Memaknai Artificial Intelligence dalam UU Hak Cipta

Memaknai Artificial Intelligence dalam UU Hak Cipta

Kita

15/12/2024, 10:00 WIB

Era Baru Pengelolaan Dana Riset

Era Baru Pengelolaan Dana Riset

Kita

12/12/2024, 20:14 WIB

20 Tahun Pasca-Tsunami Aceh: Pelajaran dan Kesiapan Hadapi Megathrust

20 Tahun Pasca-Tsunami Aceh: Pelajaran dan Kesiapan Hadapi Megathrust

Kita

11/12/2024, 17:00 WIB

Hilirisasi Ekonomi Biru untuk Masyarakat

Hilirisasi Ekonomi Biru untuk Masyarakat

Kita

08/12/2024, 10:00 WIB

Kisah Fadel Noorandi, Penyintas Talasemia yang Berhasil Finish Singapore Marathon 2024

Kisah Fadel Noorandi, Penyintas Talasemia yang Berhasil Finish Singapore Marathon 2024

Kita

02/12/2024, 08:00 WIB

Gewang: Potensi Lokal yang Menyelamatkan Nusa Tenggara Timur

Gewang: Potensi Lokal yang Menyelamatkan Nusa Tenggara Timur

Kita

01/12/2024, 10:00 WIB

Peran Strategis Humas Pemerintah dalam Mendukung Kepemimpinan Prabowo-Gibran

Peran Strategis Humas Pemerintah dalam Mendukung Kepemimpinan Prabowo-Gibran

Kita

24/11/2024, 09:00 WIB

Ancaman Nyata untuk Nepenthes rigidifolia, Ini Faktanya

Ancaman Nyata untuk Nepenthes rigidifolia, Ini Faktanya

Fenomena

17/11/2024, 09:00 WIB

Tim PKM-KKN UNJ Buat KMS Online untuk Pantau Tumbuh Kembang Anak di Mana Saja

Tim PKM-KKN UNJ Buat KMS Online untuk Pantau Tumbuh Kembang Anak di Mana Saja

Kita

16/11/2024, 21:10 WIB

Hutan untuk Riset Bioprospeksi Berkelanjutan Menuju Indonesia Maju

Hutan untuk Riset Bioprospeksi Berkelanjutan Menuju Indonesia Maju

Kita

01/11/2024, 09:00 WIB

Teknologi Peremajaan Kulit ala Korea Terbaru Hadir di Indonesia

Teknologi Peremajaan Kulit ala Korea Terbaru Hadir di Indonesia

Kita

31/10/2024, 22:14 WIB

Siapa Penutur Pertama Bahasa Inggris?

Siapa Penutur Pertama Bahasa Inggris?

Prof Cilik

28/10/2024, 09:00 WIB

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

1

Bencana Alam Bikin Kebiasaan Merokok Meningkat, Apa Solusinya?

Dibaca 193 kali

2

Potret Retak Darurat Stunting, Urgensi Peran Humas

3

Kolaborasi Masyarakat dan Badan Usaha Desa Jadi Pilar Kebangkitan Aceh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghargaan dan sertifikat:

Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com

Daftarkan Email

Kanal

Network

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui

Facebook X Whatsapp Line Telegram Copy Link

Oke

Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com

atau

Gunakan metode lain