Laporan Kontributor Kompas.com Firmansyah dari Paris
PARIS, KOMPAS.com – Kelompok negara-negara pendukung kenaikan toleransi maksimal suhu bumi hanya 1,5 derajat celsius menguat.
Kolombia, Paraguay, Chili dan Peru menyatakan bergabung dengan kelompok tersebut saat berlangsungnya KTT Iklim di Paris. (Baca: Toleransi 2 Derajat Kenaikan Suhu Bumi Sulit Terpenuhi)
Kelompok pendukung kenaikan toleransi maksimum suhu bumi 1,5 derajat ini tergabung dalam Climate Vulnerable Forum (CVF) atau negara-negara rentan terhadap perubahan iklim yang sebagain besarnya negara kepulauan kecil dan berpantai.
Kelompok ini memiliki 43 anggota yang digawangi Filipina. Kelompok ini menentang kesepakatan kenaikan suhu bumi tertinggi 2 derajat karena menurut mereka kenaikan 2 derajat mengakibatkan negara mereka bisa terendam air laut.
"Tekad kami telah kuat setelah pertemuan ini," kata Kepala Komisi Perubahan Iklim Filipina dan Kepala Delegasi Filipina ke UNFCCC Emmanuel S. de Guzman usai mendapatkan dukungan dari empat anggota baru tersebut. (Baca: Bumi Catat Suhu Terpanas Sepanjang Sejarah)
"Gerakan untuk masa depan yang aman tak terbendung. Warga menyerukan target 1,5 derajat akan tercermin dalam perjanjian Paris," tambah dia.
Ia juga menilai bahwa ini merupakan momentum bagi negara-negara lain untuk menyatakan dukungan untuk target suhu maksimum tambahan 1,5 derajat.
Hal ini dinilainya sebagai gerakan spontan dari masyarakat sipil dan kelompok-kelompok pemuda.
Wakil dari Sudan Selatan yang berbicara dalam sesi menteri luar biasa pada CVF menilai bahwa memperjuangkan toleransi maksimum suhu bumi 1,5 derajat adalah masalah hidup dan mati.
Bentuk tim
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius membentuk tim fasilitator beranggotakan 14 negara untuk mendobrak kebuntuan dua keinginan kelompok tersebut.
Isu besar yang mengganjal COP 21 pada minggu pertama adalah soal target jangka panjang penurunan emisi di atmosfer. (Baca juga: Norwegia Lipat Gandakan Dana Penanganan Perubahan Iklim)
Ke-14 negara anggota yang ditunjuk tersebut termasuk Norwegia, Gabon, Peru, Kanada, Ekuador, Bolivia, Inggris dan beberapa negara lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.