Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Apa di Balik Kilau Hijau Komet Ini?

Kompas.com - 11/11/2013, 21:02 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Astronom amatir di beberapa negara, termasuk Indonesia, telah berhasil mengabadikan wajah komet ISON, komet yang akan bersinar terang di siang bolong pada 28 November 2013.

Dalam beberapa citra hasil jepretan para pencinta astronomi, komet yang berasal dari wilayah yang disebut Awan Oort itu tampak berwarna hijau. Apakah wajar bila komet berwarna hijau? Ada apa di balik warna itu?

Astronom amatir Ma'rufin Sudibyo saat dihubungi Kompas.com, Minggu (10/11/2013), mengungkapkan bahwa warna hijau komet ISON sebenarnya adalah hal yang biasa. Hal itu terkait komponen komet yang baru kali pertama datang ke Tata Surya itu.

Ma'rufin menerangkan, komet ISON terdiri dari es, debu, dan gas. Saat bergerak semakin dekat dengan Matahari, es perlahan menguap, debu berhamburan, demikian juga dengan gas. Penguapan menyebabkan komet tampak punya ekor.

Komet sendiri terdiri dari beragam macam gas. Beberapa gas utama adalah karbon monoksida dan cyanogen. "Warna hijau disebabkan adanya gas cyanogen itu. Ini sebenarnya merupakan gas beracun, tetapi biasa ditemukan di semesta," kata Ma'rufin.

Gas cyanogen yang menguap akan berinteraksi dengan sinar ultraviolet dan partikel bermuatan dari Matahari. Interaksi itu yang menyebabkan komet ISON tampak berkilau hijau. Jadi, kilau hijau komet ISON adalah hal yang wajar, tak ada yang aneh.

Beberapa komet lain juga berkilau hijau. Contohnya, komet Lemmon yang ditemukan pada tahun 2012 dan komet Machholz yang tampak pada 2005. Tingkat hijau satu komet dengan komet lain bisa berbeda, tergantung dari kandungan gasnya.

Komet ISON adalah salah satu komet yang paling ditunggu-tunggu. Komet ini akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari pada 28 November 2013. Saat itu, es dan gas komet akan menguap maksimum, menyebabkan kilau sangat terang sehingga bisa dilihat dari Bumi.

Komet ISON ditemukan oleh astronom asal Rusia, Vitali Nevski dan Artyom Novichonok, pada 24 September 2012. Nama ISON diambil dari nama fasilitas yang digunakan untuk menemukannya, International Scientific Optical Network (ISON).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com