Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komet Terang ISON, Apa dan Mengapa Istimewa?

Kompas.com - 11/11/2013, 14:20 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Salah satu benda langit yang akhir-akhir ini menjadi buah bibir adalah komet ISON. Ada berita tentang ISON yang mengalami disintegrasi, bersinar hijau, memiliki dua ekor, dan sebagainya.

Masalahnya, mungkin banyak yang belum mengetahui komet ISON. Apa sebenarnya komet ISON dan mengapa istimewa? Mengapa warga Indonesia juga harus tahu? Mengapa komet ini begitu membuat heboh?

Berikut fakta-fakta yang dirangkum Kompas.com untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Apa sebenarnya komet ISON?

Komet ISON adalah sebuah komet yang ditemukan oleh astronom asal Rusia, Vitali Nevski dan Artyom Novichonok, pada 24 September 2012.

Komet ini sejatinya bernama C/2012 S1. Nama ISON diambil dari nama fasilitas yang digunakan untuk menemukannya, International Scientific Optical Network (ISON).

ISON adalah komet yang berasal dari Awan Oort, awan komet yang terletak pada jarak 50.000 Astronomical Unit (1 AU = 149 597 871 km) dari Matahari.

ISON, seperti komet lain dari Awan Oort, bisa terpengaruh oleh gravitasi bintang lain sehingga bergerak ke luar Awan Oort menuju Tata Surya.

Komet ISON bisa disebut sebagai komet sungrazer, yakni komet yang bergerak mendekati Matahari dan mampu mencapai jarak yang sangat dekat dengan bintang induk Tata Surya itu.

Kadang, komet sungrazer bernasib tragis, jauh-jauh datang ke dekat Matahari, tetapi akhirnya terbakar habis dan "mati".

Komet ISON juga bisa disebut komet bayi. Bukan lantaran baru saja terbentuk, tetapi karena baru pertama kali datang ke Tata Surya.

Komet ISON juga bisa disebut sebagai komet yang memiliki periode panjang karena butuh lebih dari 200 tahun untuk mencapai titik terdekat dengan Matahari.

Mengapa ISON istimewa?

ISON istimewa karena kecerlangannya. Saking cerlangnya, ISON bisa dilihat di siang hari bolong dengan mata telanjang!

Prediksi pada awal penemuannya mengungkapkan bahwa kecerlangan ISON akan menyaingi bulan purnama. Namun, prediksi itu direvisi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com