Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Bumi "Mencuri" Bulan dari Venus?

Kompas.com - 30/09/2013, 11:37 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — David Stevenson dari California Institute of Technology mengungkap teori baru tentang pembentukan bulan dalam konferensi yang membahas tentang asal-usul Bulan di London, minggu lalu. Ia mengatakan, Bulan adalah "hasil curian" Bumi dari Venus.

Berdasarkan teori itu, Bulan yang saat itu belum sepenuhnya terbentuk mengorbit Venus. Namun, karena gaya gravitasi Bumi, Bulan kemudian tertarik ke orbit Bumi. Pada akhirnya, Bulan menjadi satelit planet kita.

"Saya pikir bagian yang menjadi kunci untuk memahami Bulan adalah bahwa Venus tidak memiliki satelit dan kita tentu saja harus terus mempelajarinya," kata Stevenson seperti dikutip Space.com, Kamis (26/9/2013).

Teori baru ini menarik karena bertentangan dengan teori mapan saat ini yang menyatakan bahwa Bulan terbentuk akibat adanya benda langit raksasa menghantam Bumi dengan kecepatan tinggi 4,5 miliar tahun lalu.

Namun, untuk saat ini, tampaknya sulit bagi teori ini untuk menggoyahkan teori yang telah mapan. Analisis batu Bulan yang diambil pada misi Apollo mengungkap bahwa Bulan dan Bumi memiliki komposisi isotop (unsur dengan proton sama, tetapi neutron berbeda) yang sama.

Alex Haliday dari Oxford University menuturkan bahwa komposisi isotop yang sama antara Bumi dan Bulan menunjukkan adanya keterkaitan. Dengan demikian, sulit untuk mengatakan bahwa Bulan dicuri Bumi dari Venus.

Stevenson mengungkapkan, kunci untuk memahami Bulan adalah dengan meneliti Venus. "Kita tak bisa memahami planet terestrial kecuali kita memahami Venus, dan saat ini, kita tak tahu sama sekali tentang Venus dalam hal isotopnya," katanya.

"Dan juga saya pikir bahwa untuk menguji pemahaman kita tentang asal-usul Bulan, kita perlu memahami apakah Venus pernah memiliki Bulan," imbuhnya. Jika Venus pernah memilikinya, maka harus diteliti mengapa bulan planet itu bisa lenyap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com