Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Tertipu Klinik Terapi Stem Cell Abal-abal, Ini Kuncinya

Kompas.com - 22/01/2020, 12:36 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu beredar pemberitaan mengenai terapi sel punca atau stem cell abal-abal yang dilakukan oleh sebuah klinik di Jakarta.

Terkait peritistiwa tersebut, Pendiri Yayasan Hayandra Peduli, sekaligus Doktor Biomedik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr dr Karina SpBP-RE, menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui terkait terapi sel agar tidak mudah ditipu oleh klinik tidak bertanggungjawab.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, karena pemerintah di Indonesia sangat mendukung riset dan layanan terapi sel yang aman dan benar termasuk stem cell, sel imun dan banyak lagi," kata dia.

Fasilitas media yang dilegalkan terkait terapi sel hanya ada 12 rumah sakit dan lima laboratorium cGMP stem cell yaitu klinik Regenis, Dermama, Prostem, Asia Stem Cell, dan HayandraLab.

Baca juga: Mau Terapi Stem Cell? Boleh Saja, Asal Ketahui Dulu dari Mana Asalnya

"Jadi kalau kalian mau stem cell, tanya dulu klinik atau rumah sakitnya berafiliasi apa nggak dengan yang dilegalkan sama Kemenkes," kata Karina dalam acara bertajuk Penemuan Terbaru Dunia Medis: Terapi Sel untuk Peremajaan Kulit dan Sistem Imun, Jakarta, Selasa (21/1/2020).

Sel hidup

Selain pelegalan oleh Kemenkes, hal lain yang harus diketahui terkait terapi sel, baik itu stem cell, SVF dan sel lainnya, adalah bahwa yang diterapikan merupakan sel yang hidup.

Sel hidup tidak akan bisa bertahan dalam bentuk ampul atau obat bahkan krim yang disimpan pada suhu ruang dalam waktu lama.

"Jadi kalau ada yang menawarkan Anda terapi stem cell pakai krim atau pil, ingat ya, tidak mungkin SVF dan stem cell bisa hidup di dalamnya," kata dia.

Baca juga: Khawatir Risiko Stroke karena Terapi Stem Cell? Pakar Kenalkan SVF

"(Stem cell dan SVF) tidak mampu bertahan di kapsul, apalagi digerus-gerus di pabrik atau berada dalam sediaan ampul di suhu ruang lebih dari 1-2 hari," imbuhnya.

Hal itu didasarkan dalam pengamatan yang dilakukan. Dalam waktu 12 jam, stem cell di suhu ruang akan mengalami kematian lebih dari 30 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau