Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seri Baru Jadi Orangtua: Bagaimana Jika Anak Demam?

Kompas.com - 20/09/2019, 20:05 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Demam kerap terjadi pada bayi dan anak-anak. Namun sebelum memeriksakannya langsung ke dokter, ada baiknya Anda mengecek beberapa hal terlebih dahulu. Jangan panik dan tetap tenang.

Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Tumbuh Kembang dari RS Pondok Indah, dr Catharine M Sambo, Sp.A (K), mengatakan bahwa hal pertama yang harus dilakukan orangtua saat mendapati anaknya demam adalah memastikan penyebabnya.

Hal ini karena bisa jadi, penyebab dari demam adalah dehidrasi dan kepanasan setelah bermain di luar ruangan.

“Kalau anak dehidrasi, enggak akan turun panasnya (meski diberi obat atau dikompres). Tapi kalau setelah minum enggak panas, ya sudah (anak tidak apa-apa),” ujarnya beberapa waktu lalu.

Baca juga: Viral Terapi Warna untuk Turunkan Demam, Ini Kata Dokter

Namun bila anak demam meski sudah cukup minum, besar kemungkinan penyebabnya adalah infeksi.

Sebelum memeriksakan ke dokter, ada baiknya Anda mengecek beberapa hal berikut terkait demam:

1. Disebut demam jika suhunya di atas 38 derajat Celcius

Suhu tubuh anak terasa hangat dan pipinya kemerahan. Bila suhu tubuh bayi kurang dari 38 derajat Celcius, jangan buru-buru menganggapnya demam.

2. Demam bakteri VS demam virus

Demam karena virus terjadi apabila tubuh melawan penyakit akibat serangan virus. Mulai dari flu, batuk pilek, atau gangguan pencernaan. Demam karena virus biasanya menghilang dalam waktu tiga hari.

Sementara itu, demam karena bakteri terjadi karena tubuh melawan infeksi bakteri misal infeksi telinga, infeksi saluran kemih, atau bakteri radang paru (pneumonia). Infeksi bakteri lebih jarang terjadi, namun bisa berakibat serius bila tidak ditangani.

3. Demam pada bayi berusia 0-3 bulan

Bila bayi Anda berusia kurang dari tiga bulan, ada baiknya segera cek suhunya. Demam di atas suhu 38 derajat Celcius bagi bayi 0-3 bulan sangat berbahaya.

Ada dua alasan mengapa kondisi ini tak boleh dibiarkan. Pertama, lapisan pelindung sel antara aliran darah dan sistem saraf bayi sangat tipis. Ini berarti infeksi bakteri bisa memberikan efek berbahaya.

Kedua, bayi berusia kurang dari tiga bulan belum bisa menunjukkan gejala infeksi parah seperti bayi yang berusia lebih tua.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau