Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Ikan Mati di Ambon, BMKG Sebut Tak Berhubungan dengan Tsunami

Kompas.com - 16/09/2019, 17:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sejak Sabtu (14/9/2019) media sosial ramai membicarakan ribuan ikan yang terdampar mati di Desa Leihari dan Desa Rutong Kecamatan Leitimur Selatan, Ambon.

Tak sedikit masyarakat yang mengaitkan fenomena ini dengan pertanda alam akan terjadi gempa besar dan tsunami.

Alhasil banyak warga termakan kabar bohong tersebut dan beberapa warga sudah mengungsi lantaran takut akan terjadi tsunami.

Menanggapi hal ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya kepada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Baca juga: Fenomena Ikan Mati di Ambon Meluas hingga ke 3 Kecamatan

"Selama ini belum pernah ada peristiwa gempa besar dan memicu tsunami yang didahului oleh matinya ikan secara massal," kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG kepada Kompas.com, Senin (16/9/2019)..

Dia mengatakan, tidak ada dalam ilmu gempa menjadikan ikan mati sebagai precursor gempa dan tsunami.

"Kematian ikan secara massal dipastikan oleh sebab lain," tegas Daryono.

Daryono melanjutkan, selama ini kasus kematian ikan secara massal dapat diakibatkan oleh adanya ledakan, keracunan, atau faktor lingkungan yang mengakibatkan ikan mati.

"Saat ini pihak terkait sedang melakukan investigasi untuk mencari sebab matinya ikan-ikan di Pantai Ambon, untuk itu kita tunggu saja hasilnya," ucap Daryono.

Namun begitu, Daryono kembali mengingatkan bahwa peristiwa matinya ikan secara masal ini bukan pertanda akan terjadi gempa dan tsunami.

Selain itu, saat ini aktivitas kegempaan di Ambon dan sekitarnya sedang dalam keadaan normal dan tidak tampak adanya aktivitas yang mencolok. Oleh sebab itu, masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap tenang.

"Merebaknya isu akan terjadi gempa dan tsunami ini bersumber dari berkembangnya isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, sementara yang mengembangkan isu ini juga tidak mengetahui asal usul penyebabnya secara pasti," imbuh Daryono.

Jadi banyak asumsi yang berkembang di masyarakat, salah satunya dikaitkan dengan isu akan terjadi gempa dan tsunami.

Baca juga: Spesies Baru Ikan Lele Ditemukan di Sungai Mahaka

"Kami imbau masyarakat tidak perlu mengungsi karena saat ini sedang tidak ada kejadian gempa kuat dan BMKG juga tidak sedang mengeluarkan peringatan dini tsunami," tegas Daryono.

Untuk itu kepada masyarakat diimbau agar tenang dan tidak terpancing oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau