KOMPAS.com - Kasus seorang pria membunuh pasangan karena ditolak hubungan badan kembali terjadi di Riau.
Diberitakan Kompas.com, YP (19) seorang remaja di Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak, Riau, tega membunuh pacarnya, DS (14).
Korban dibunuh, karena menolak diajak berhubungan badan oleh pelaku. Motif dan sebab pembunuhan tersebut terungkap setelah polisi dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Siak dan Polsek Kandis berhasil menangkap YP.
Ironisnya, pelaku mengaku baru kenal lewat Facebook kurang lebih sepekan.
Kasus seperti ini bukan pertama kali terjadi. Sudah ada banyak kasus pembunuhan berlatar belakang penolakan hubungan seks. Namun mengapa hal seperti ini masih terjadi?
Baca juga: Remaja di Riau Bunuh Pacar Gunakan Cangkul karena Menolak Berhubungan Badan
Menanggapi pemberitaan ini, Kompas.com menghubungi antropolog gender dari Universitas Indonesia (UI) Irwan Martua Hidayana.
Menurut Irwan, ada beberapa faktor yang memicu kasus pembunuhan karena masalah hubungan intim bisa terus berulang.
Pertama adalah perasaan dominan yang dimiliki pria, sehingga pria merasa mampu melakukan segalanya kepada perempuan.
Kedua adalah niat untuk melakukan kekerasan seksual sejak awal.
"Saya percaya kekerasan seksual tidak dilakukan dengan spontan, semua sudah ada niatan sebelumnya," ujar Irwan dihubungi Kompas.com, Rabu (21/8/2019).
Niat ini muncul ketika pria mengajak pasangannya untuk pergi dan melakukan hubungan seksual.
Namun ketika tawaran itu ditolak, kemungkinan pria melakukan kekerasan seksual bisa sangat mungkin terjadi.
"Jadi (kasus) ini kembali lagi pada bagaimana laki-laki memandang perempuan," kata Irwan yang juga aktif dalam isu terkait gender dan seksualitas.
Irwan menjelaskan, ketika pria mengajak perempuan untuk pergi berdua dan disetujui, pria sebagian besar akan berpikir bahwa perempuan yang diajaknya pergi mudah diajak pergi dan "memberi kesempatan".