KOMPAS.com - Saat Bumi makin panas dan makin ramai, kita terus memompa emisi kotor yang secara tidak langsung memupuk polusi udara berbahaya. Menurut catatan WHO, sembilan dari sepuluh orang menghirup udara kotor dan membunuh 7 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya.
Mungkin masih banyak dari kita yang tidak menyadari efek buruk serius dari polusi udara ini. Namun perlu diketahui, polusi udara bisa memicu stroke, kanker paru-paru, juga penyakit jantung.
Dampak buruk polusi udara lebih buruk dibanding rokok tembakau dan terlalu banyak makan garam.
Baca juga: Polusi Jakarta Buruk saat Pagi, Greenpeace Minta Pemerintah Buka Data
Studi yang dilakukan peneliti Jerman menemukan, jumlah orang meninggal akibat polusi udara melebihi total orang meninggal karena rokok.
Studi ini memperkirakan, sebanyak 8,8 juta kematian per tahun berkaitan dengan udara kotor.
"Merokok bisa dihindari tetapi polusi udara tidak," sambung peneliti dari University Medical Center Mainz itu dikutip dari The Independent, Rabu (13/03/2019).
Partikel-partikel jelaga dan nitrogen oksida yang dipompa keluar oleh knalpot mobil, pabrik dan pembangkit listrik dapat membentuk campuran yang merusak. Partikel-partikel itu secara signifikan meningkatkan tingkat serangan jantung, stroke, dan serangan asma yang parah.
Saat ini, pihak berwenang di seluruh dunia tengah mencari cara untuk menghapuskan mobil diesel di kota-kota besar. Pasalnya, sebuah penelitian sebelumnya menunjukkan mesin berbahan bakar solar itu adalah produsen utama partikel "PM 2,5" mikroskopis.
Artinya, polusi mesin diesel dapat membuat udara mengandung logam berat dan bahan kimia bahan bakar lainnya yang bersarang di paru-paru dan memasuki aliran darah.
Sayangnya, polusi udara sulit kita hindari. Polutan mikroskopis di udara dapat menyelinap melewati pertahanan tubuh kita, menembus jauh masuk ke saluran pernapasan dan peredaran darah, hingga akhirnya merusak paru-paru, jantung, dan otak.
Baca juga: Waspada, Polusi Udara Asap Dapur Jauh Lebih Bahaya Dibanding Jalanan
Ada dua jenis pencemar udara, yakni pencemaran udara terbuka dan pencemaran udara rumah tangga yang mengacu pada hasil pembakaran bahan bakar rumah tangga seperti batu bara, kayu, atau minyak.
Polusi udara baik di dalam maupun luar ruangan dapat saling berkontribusi, karena udara bergerak dari dalam gedung ke luar, dan sebaliknya.
Polusi udara rumah tangga membunuh 4 juta orang per tahun dan cenderung mempengaruhi negara-negara di Afrika dan Asia, di mana bahan bakar dan teknologi pencemar digunakan setiap hari terutama di rumah untuk memasak, memanaskan dan penerangan. Wanita dan anak-anak, yang cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan, paling terpengaruh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.