Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Bongkar Mitos Obat Diabetes Berbahaya bagi Ginjal

Kompas.com - 01/07/2019, 19:09 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penderita diabetes diwajibkan mengonsumsi obat agar tak memperparah sakitnya. Sayangnya, banyak yang enggan mengobati diabetes dengan obat karena khawatir akan berujung pada kerusakan ginjal. Benarkah kekhawatiran tersebut?

"Tidak ada yang merusak ginjal," kata Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD- KEMD ditemui di Perpustakaan Nasional RI, Senin (1/7/2019).

Yang ada adalah obat yang, berdasarkan metabolismenya, dikeluarkan di ginjal. Jenis obat ini memang harus diwaspadai oleh orang yang sudah memiliki kelainan ginjal. Kepada mereka, biasanya dosis obat dikurangi.

"Tapi obatnya sendiri tidak akan merusak ginjal," tegas Suastika.

Suastika mengakui obat diabetes memang punya efek samping. Obat diabetes umumnya terbagi dua, yakni golongan Metformin dan golongan Sulfonilurea.

Metformin mengurangi produksi glukosa pada hati. Dosisnya tergantung keparahan diabetes.

"Efek samping tidak banyak tapi pada orang tertentu menyabkan gejala lambung seperri kembung, mual tapi ini pengalaman kami tidak terlalu banyak," ujar Suastika.

Baca juga: Penyebab Berat Badan Naik Pada Penderita Diabetes

Kedua, obat Sulfonilurea. Fungsinya meningkatkan produksi insulin di pankreas. Di Indonesia, bentuknya ada di glibenclamide, gliclazide, dan glimepiride. Obat ini bisa memberi efek samping yang buruk jika tak dikonsumsi dengan ketat.

"Yang harus ditakuti obat ini efek sampingnya terlalu kuat sehingga kalau gula darah tidak tinggi dia bisa drop gula darahnya atau hipoglikemia," kata Suastika.

Efek samping bisa dicegah dengan mengonsumsi obat secara berjangka. Dimulai dari dosis kecil, dan ditingkatkan terus hingga batas maksimal.

Suastika meyakini penderita diabetes tak bisa lepas dari obat. Apalagi diabetes tipe 2 yang progresif, yang berpeluang makin parah meskipun sudah mengonsumsi obat.

"Karena memang pengetahuan belum bisa menuntaskan diabetes. Dan tidak ada satu pengobatan yang benar-benar sembuh total tanpa obat. Oleh karena itu pasien-pasien diabetes dia akan minum obat seumur hidupnya," kata Suastika.

Menurut Suastika, pasien diabetes justru akan makin parah jika tidak mengonsumsi obat.

Sayangnya, justru yang seruing terjadi adalah ketidakpatuhan minum obat. Pasien biasanya akan berhenti minum obat ketika merasa sembuh.

"Padahal kalau berhenti gula darah naik lagi. Nah, gula darah naik, komplikasi lagi. Ini diam-diam jalan terus, ini risiko bagi pasien yang tidak secara rutin mengonsumi obat," ujar Suastika.

Baca juga: Jangan Salah, Rutin Makan Nasi Putih Tingkatkan Risiko Diabetes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau