Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Bitcoin yang Asli, Terbuat dari Batu dan Beratnya Berton-ton

Kompas.com - 13/06/2019, 19:28 WIB
Shierine Wangsa Wibawa,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi kebanyakan orang, bitcoin dan mata uang kripto lainnya merupakan konsep masa depan. Namun menurut dua orang peneliti dari University of Oregon (UO) , konsepnya sudah ada sejak zaman dahulu kala. 
 
Berabad-abad yang lalu, masyarakat di Pulau Yap yang terletak 800 mil dari timur Filipina menggunakan mata uang yang disebut rai. 
 
Mata uang ini berupa koin batu yang diameternya mencapai 3,5 meter dan beratnya berton-ton. Menurut arkeolog UO, Scott Fitzpatrick, koin batu ini memang tidak dipindah-pindah dan terletak secara permanen pada lokasinya.
 
Nah, di sinilah kemiripan rai dengan bitcoin.
 
Fitzpatrick bersama profesor keuangan Stephen McKeon dari Cameron Center for Finance and Securities Analysis di Lundquist College of Business mempelajari tradisi oral, data arkeologi dan catatan sejarah mengenai rai dan menemukan bahwa mata uang tersebut digunakan tanpa perlu dimiliki secara fisik.
 
 
Masyarakat Yap memiliki sistem seperti buku besar komunitas yang memastikan transparansi dan keamanan penggunaan mata uang rai tanpa perlu adanya bank sentral. Buku besar oral ini merekam nilai koin, siapa yang memilikinya dan perubahan kepemilikannya dari waktu ke waktu. 
 
Fitzpatrick menjelaskan, (rai) digunakan untuk transaksi sosial kunci, seperti pernikahan dan ransom. Setiap pertukaran direkam dalam sejarah oral yang berfungsi seperti buku besar publik, sehingga rantai informasi bisa terus ada dan mencegah pertikaian akan kepemilikannya.
 
Demikian juga dengan bitcoin. Mata uang kripto tersebut bergantung pada blockchain, sejenis buku besar digital yang menverifikasi transaksi di antara jaringan komputer dan menyediakan sejarah transaksi untik diketahui oleh semua orang yang terlibat di dalamnya. 
 
 
"Sama seperti batu rai, informasi mengenai nilai dan kepemilikan bitcoin diatur secara kolektif. Ia merupakan sistem finansial yang terdistribusi, tidak seperti sistem sentral yang melibatkan institusi finansial pihak ketiga yang lebih kita kenal," ujar McKeon.
 
Melihat kesamaan di atas, Fitzpatrick dan McKeon pun menduga bahwa rai mungkin mempengaruhi perkembangan bitcoin.
 
Fitzpatrick mengatakan, sejarah seringkali berulang, dan ini adalah salah satu kasusnya. Sangat masuk akal untuk mengambil kesimpulan bahwa model Yap mendorong (penciptaan) cara digital yang menyerupainya.
 
"Bisa jadi begitu, atau ini adalah kasus evolusi konvergen budaya, di mana dua budaya yang berbeda secara waktu dan geografi mengembangkan sistem yang sangat mirip, ini pun sangat menarik," imbuhnya.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com