KOMPAS.com - Populasi salamander raksasa China kini menghadapi bahaya yang serius setelah banyak diburu untuk dikonsumsi.
Amfibi yang bisa tumbuh hingga 1,8 meter dan berat 64 kilogram itu menghadapi kepunahan karena perburuan ilegal.
Perburuan terhadap amfibi terbesar di dunia ini makin "menggila" karena reputasinya sebagai makanan mewah.
Para ilmuwan menyebut, dulunya hewan ini berlimpah di alam liar tapi di masa depan mungkin saja segera punah.
Hal ini didapatkan setelah para peneliti melakukan survei lapangan selama empat tahun di 97 habitat asli hewan tersebut. Seluruh habitat tersebut tersebar di 16 provinsi di China.
Dalam laporannya di jurnal Current Biology, para peneliti hanya menemukan amfibi ini dalam jumlah yang sedikit.
"Survei lapangan dan wawancara kami menunjukkan bahwa spesies tersebut telah mengalami penurunan drastis yang tampaknya didorong oleh eksploitasi berlebihan," tulis para peneliti dalam laporan tersebut dikutip dari Sky News, Senin (21/05/2018).
Baca juga: Temuan Baru: Makanan Kita Mungkin Mengandung 100 Mikroplastik
"Status populasi liar mungkin lebih buruk daripada yang disarankan data kami," imbuhnya.
Ketika para penduduk diwawancarai terkait hal ini, mereka menyebut tidak melihat hewan tersebut selama beberapa dekade.
Salah satu peneliti yang terlibat dalam survei ini adalah Samuel Turvey, seorang peneliti di Zoological Society of London.
"Eksploitasi berlebihan dari hewan luar biasa ini untuk konsumsi manusia telah memiliki efek bencana pada jumlah mereka di alam liar selama rentang waktu yang singkat," ungkap Turvey.
"Kecuali jika tindakan konservasi terukur dilakukan untuk menempatkan masalah ini sebagai hal yang serius, masa depan amfibi terbesar di dunia ini dalam bahaya serius," imbuhnya.
Penelitian lain yang dilakukan terkait hewan ini dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh China's Kunming Institute of Zoology.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa salamander raksasa yang dulu diyakini hanya satu spesies ternyata merupakan lima spesies berbeda.
Namun, para ilmuwan mengatakan, penemuan kelima spesies itu justru mempercepat mereka menuju kepunahan atau malah sudah berada di ujung kepunahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.