KOMPAS.com – Pendarahan yang tidak terkontrol merupakan situasi sangat serius, baik selama menjalani operasi atau akibat kecelakaan. Banyak kasus menunjukkan, pendarahan tak terkontrol terjadi pada kerusakan arteri utama atau hati.
Bila dokter mendapatkan pasien dengan kasus seperti ini, penanganan harus segera dilakukan untuk mencegah kematian. Saat ini, perawatan untuk luka tersebut biasanya melibatkan penyumbatan arteri lalu penjahitan untuk menutup luka.
Pembuatan lem khusus di masa lalu untuk mencegah kebocoran juga tidak ada yang menunjukkan hasil maksimal. Oleh sebab itu, tim ilmuwan China berusaha mengembangkan hidrogel yang dapat menghentikan pendarahan akibat kerusakan arteri dengan cepat.
Dalam temuan yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications, hidrogel bikinan pakar China diklaim dapat menjadi jawaban atas dua kekurangan pembuatan lem pendarah di masa lalu.
Baca juga: Halo Prof! Berbahayakah Pendarahan Seusai Olahraga?
Di masa lalu, penemuan gel untuk menutup luka belum ada yang sesuai ekspektasi, entah karena bahan gel yang toksik atau kurang kuat untuk menghadapi tekanan tinggi dari aliran darah.
Oleh sebab itu, tim ilmuwan China berusaha membuat hidrogel baru dengan mengembangkan material dari bahan berkualitas.
Hidrogel ini tersusun dari air, gelatin, dan campuran protein serta senyawa kimia lain. Gel didesain untuk menyerupai struktur jaringan ikat manusia semirip mungkin.
Saat sinar UV menerangi gel, maka gel akan mengalami penebalan dan pemadatan, sehingga menyegel luka dan mencegah darah mengalir keluar. Proses ini berlangsung sangat cepat, yakni hanya sekitar 20 sampai 30 detik saja.
Merujuk phys.org, Rabu (15/5/2019), para peneliti juga menyatakan bahwa gel dapat menahan tekanan hingga 290 mmHg, jauh melebihi tekanan darah normal.
Kemampuan gel ini diujikan pada arteri karotid babi yang sebelumnya ditusuk dengan jarum. Gel lalu diaplikasikan untuk mencoba menutup luka tersebut.
Baca juga: Ilmuwan Hidupkan Otak Babi yang Sudah Mati, Ini Artinya bagi Kita
Hasilnya, gel bukan hanya menutup luka, namun juga memudahkan proses pemulihan pembuluh darah sehingga babi subjek selamat. Hasil verifikasi dua minggu kemudian menunjukan tidak adanya inflamasi atau nekrosis (kematian jaringan).
Hydrogel ini juga dapat terurai dengan sendirinya dalam tubuh, tanpa menyebabkan bahaya apapun. Meski demikian, dibutuhkan beberapa tes lanjutan pada hewan uji sebelum gel dapat diujicobakan pada pasien manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.