Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Baru, Gadis Tuli Bisa Dengar dan Bicara Setelah Operasi Otak

Kompas.com - 22/04/2019, 17:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Leia Armitage, 7 tahun, hidup dalam kesunyian dalam dua tahun pertama kehidupannya, namun berkat teknik operasi terbaru dan terapi selama bertahun-tahun akhirnya dia bisa berbicara kepada orang tuanya.

"Dulu kami diberi tahu kalau ada bom di belakangnya, dia tidak akan bisa mendengar bom itu meledak," kata ayah Leia, Bob, mengingat saat ketika ia mendapati bayi perempuannya mengalami tuli total yang langka.

Leia, dari Dagenham di London Timur, tidak memiliki telinga dalam atau saraf pendengaran. Ini artinya alat bantu dengar standar atau implan koklea tidak bisa membantunya berbicara dan mendengar.

Bagaimana pun, orangtuanya berjuang agar dia menjadi salah satu anak pertama di Inggris yang diberi implan batang otak pendengaran. Metode ini membutuhkan operasi otak yang rumit ketika dia berusia dua tahun.

Baca juga: Jelang Hari Tuli Sedunia: Penyandang Tunarungu Perlu Edukasi Kesehatan

Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menyebut operasi itu "benar-benar mengubah hidup" dan mengatakan akan mendanai implan untuk anak-anak tuli lainnya dalam situasi yang sama.

Diperkirakan sekitar 15 anak per tahun akan ditinjau untuk prosedur ini dan sembilan di antara mereka akan lolos untuk menjalani operasi.

Bunyi Klakson Mobil

Bob berkata memilih operasi otak seperti ini untuk Leia adalah keputusan besar bagi mereka, tapi "kami ingin memberi Leia kesempatan terbaik dalam hidup".

Dia dan istrinya, Alison, berharap bahwa setelah operasi di Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust, Leia akan mampu mendengar beberapa hal, seperti bunyi klakson mobil saat dia menyeberang jalan sehingga hidupnya lebih aman.

Namun, lima tahun setelah operasi, kemajuan Leia lebih besar dari yang mereka harapkan.

Kemajuan tersebut dimulai perlahan. Sesaat setelah operasi, Leia menoleh ke arah bunyi pintu kereta api yang tertutup.

Sedikit demi sedikit, gadis itu mulai memahami konsep bunyi seiring orang tuanya terus-menerus mengulangi kata-kata, memintanya untuk meniru bunyinya.

Sekarang, setelah berkali-kali berbicara dan menjalani terapi bahasa, Leia bisa menggabungkan kata-kata menjadi satu kalimat utuh, berusaha bernyanyi dengan musik, dan mendengarkan suara di telepon.

"Kami bisa memanggilnya dari bawah ketika ia sedang berada di lantai atas, dan ia akan mendengarnya," Bob menjelaskan.

Baca juga: Benarkah Virus dapat Sembuhkan Tuli?

Namun di sekolah biasa, di dalam kelas dengan anak-anak berpendengaran normal, Leia benar-benar menunjukkan kemajuan berkat para asisten yang menggunakan bahasa isyarat dan memberinya banyak waktu untuk pertemuan empat mata.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau