Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/04/2019, 18:35 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Setelah 2,5 abad sejak gagasan pertama muncul muncul, foto asli lubang hitam akhirnya terwujud. Tim ilmuwan astronomi internasional Event Horizon Telescope (EHT) mengungkapkan foto tersebut dalam konferensi pers yang diadakan pada 10 April 2019, pukul 20.00 WIB (15.00 waktu Brussel).

Foto tersebut menampilkan lubang hitam supermasif yang berada di pusat galaksi Virgo A. Ini merupakan salah satu lubang hitam terbesar di alam semesta dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran tata surya kita dan massa yang 6,5 miliar kali lebih besar dari Matahari.

Tentunya, ini adalah suatu pencapaian yang luar biasa. Namun, di saat yang sama, Anda mungkin juga bertanya-tanya mengapa foto yang tampak sederhana ini baru ada sekarang?

Pertanyaan tersebut dibahas dalam artikel Live Science, Kamis (11/4/2019). Alasan pertama, ungkap artikel tersebut, adalah langkanya lubang hitam sebesar itu. Setiap galaksi raksasa diduga cuma punya satu di tengahnya. Itu pun sangat gelap dan tertutupi awan padat dan bintang-bintang.

Baca juga: Di Black Hole Kan Gelap, Kok Bisa Dapat Foto Lubang Hitam Tanpa Cahaya?

Kedua, perlu digarisbawahi bahwa foto ini bukan foto cahaya pertama yang kita deteksi dari lubang hitam. Hal itu sudah ditemukan oleh para peneliti sejak 1931.

Apa yang membuat foto kali ini spesial adalah bayangan gelap dari lubang hitam yang ikut tertangkap, dan mendapatkan foto bayangan lubang hitam inilah yang susah. Bahkan sekalipun para peneliti sudah menemukan caranya, eksekusinya memakan waktu dua tahun.

Diungkapkan oleh Sheperd Doeleman, seorang astrofisikawan dari Universitas Harvard dan direktur EHT, para astrofisikawan harus mendeteksi gelombang radio secara detail, dan itu hanya bisa dilakukan dengan menghubungkan delapan teleksop di sejumlah wilayah dunia agar bekerja seperti satu teleskop raksasa.

Setiap teleskop menangkap banyak sekali foton radio yang datang. Hal ini menghasilkan data dengan perspektif yang berbeda-beda, tetapi tidak cukup detail untuk menunjukkan bayangan lubang hitam. Para peneliti pun harus menggabungkan data-data ini dan membandingkannya dengan waktu saat foton radio ditangkap menggunakan jam atom.

Baca juga: Tanpa Perempuan Jenius Ini, Foto Lubang Hitam Mungkin Tak Pernah Ada

Lalu, sekalipun data diambil hanya selama tiga hari pada April 2017. Hasilnya adalah data berukuran lima petabytes (5.000.000.000.000.000 bytes). Secara fisik, data ini disimpan dalam hard drive yang beratnya berton-ton.

Alhasil, data itu pun mustahil untuk dikirim via internet. Dan Marrone, astrofisikawan dan salah satu anggota tim peneliti, berkata bahwa para peneliti harus berkumpul di satu tempat untuk mengumpulkan hard drive secara langsung.

Setelah dikumpulkan, para peneliti menghabiskan waktu satu tahun untuk menerjemahkan data agar foto ini muncul. Mereka juga harus memisahkan data lubang hitam dari data air di atmosfer, foton radio nyasar dan kesalahan-kesalahan kecil lainnya.

Lalu, butuh waktu satu tahun lagi untuk mengecek hasilnya dan menulis makalah.

Itulah sebabnya kita baru bisa melihat foto asli lubang hitam sekarang. Luar biasa bukan foto tersebut?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com