KOMPAS.com – Ternyata bentuk sperma dapat berpengaruh pada performanya.
Studi terbaru yang dilakukan Hanna Nyborg Stostad dari Natural History Museum, University of Oslo, menunjukan bahwa sperma burung yang berbentuk spiral atau mirip baut memiliki kecepatan berenang yang sangat tinggi.
Studi ini dipublikasikan di Journal of Evolutionary Biology ini dilakukan dengan cara membandingkan sperma dari 36 spesies burung dari kelompok burung pekicau.
Parameter yang menjadi perbandingan antara lain adalah faktor bentuk, ukuran, hambatan saat bergerak, serta viskositasnya.
Berdasarkan pengamatan dan analisis matematis, ditemukan bahwa sperma yang berbentuk spiral bergerak maju dengan cara berputar seperti bor sehingga memiliki kecepatan tinggi menembus cairan menuju telur.
Semakin banyak putaran yang dilakukan, semakin cepat gerak sperma.
“Sperma berukuran sangat kecil, sehingga mereka kesulitan untuk dapat bergerak menembus cairan yang kental. Maka dari itu, sangat masuk akal jika mereka bergerak mengulir untuk dapat maju," jelas Dr. Stostad seperti yang dilansir dari Phys.org, Jumat (5/4/2019).
Meski demikian, terdapat kelemahan yang dijumpai pada sperma spiral ini. Burung dengan sperma spiral cenderung memiliki jumlah kerusakan sperma sangat tinggi.
Dr. Stostad mengemukakan bahwa kemungkinan terdapat trade-off (tarik-ulur) antara kecepatan renang dengan kekokohan sperma. Semakin spiral bentuk sperma, maka kecepatan renangnya semakin tinggi, namun juga dibarengi oleh resiko kerusakannya yang makin besar.
Baca juga: Studi: Kualitas Sperma Ayah Bisa Picu Gangguan Mental Skizofrenia
“Tarik-ulur ini dapat membantu kita memahami mengapa terdapat berbagai macam bentuk sperma, bukan saja pada burung, namun seantero hewan. Perbedaan bentuk ini merepresentasikan perbedaan strategi dengan keunggulan dan kelemahan yang berbeda pula”, tambahnya.
Meskipun sperma spiral tampak rapuh, namun belum dapat dipastikan bahwa bentuk aneh ini merupakan faktor utama penyebab kerusakannya.
Peneliti menduga bahwa kerusakan ini disebabkan oleh oksidasi. Meski demikian, diperlukan lebih banyak studi lanjutan untuk dapat mengetahui pengaruh bentuk sel sperma terhadap resiko kerusakan oksidatif.
Seluruh sperma memiliki fungsi yang sama, yaitu membuahi sel telur. Namun, terdapat ribuan variasi bentuk sperma yang dimiliki hewan.
Sebagai contoh, sperma tikus memiliki struktur mirip kait pancing pada kepala spermanya, sedangkan sperma ular kobra berbentuk mirip ular.
Riset mengenai hubungan antara bentuk sperma dengan performanya membantu memahami strategi reproduksi yang berbeda pada berbagai spesies hewan.
Baca juga: Paling Langka di Dunia, Bayi Kembar dari 1 Sel Telur dan 2 Sperma
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.