KOMPAS.com - Lingkungan yang kita tinggali dan makanan yang kita konsumsi ternyata dapat menurunkan kesuburan pria dan hewan peliharaan seperti anjing.
Beberapa studi menunjukkan bahwa dalam 80 tahun terakhir telah terjadi penurunan kualitas sperma secara global yang mencapai 50 persen. Namun belum ada yang mengetahui alasan pasti di baliknya.
Berangkat dari catatan tersebut, pada 2016 tim ilmuwan dari Universitas Nottingham, Inggris melakukan pengamatan lebih lanjut dan menemukan bahwa anjing rumahan juga mengalami penurunan kualitas sperma.
Sejauh penelitian mereka, tim menemukan bahwa penurunan kualitas sperma disebabkan oleh kandungan bahan kimia berbahaya yang ada di makanan anjing maupun lingkungan.
Baca juga: Paling Langka di Dunia, Bayi Kembar dari 1 Sel Telur dan 2 Sperma
Lantas, apakah ini berarti lingkungan dan manusia patut disalahkan? Jawabannya iya.
Studi yang akhirnya dimuat di jurnal Scientific Reports, Senin (4/3/2019), menunjukkan lingkungan dan bahan kimia di dalamnya sangat mungkin punya andil dalam masalah ini.
Secara khusus tim mengidentifikasi dua bahan kimia buatan manusia yang umum ditemukan di rumah dan menu diet. Entah bagaimana keduanya terbukti dapat memberi efek buruk pada kualitas sperma pria dan anjing.
"Studi baru ini mendukung teori kami, yakni anjing rumahan adalah cerminan nyata untuk penurunan reproduksi pria," ujar Richard Lea seorang ahli biologi reproduksi di Universitas Nottingham.
Melansir Science Alert, Selasa (5/3/2019), tim menguji sampel sperma dari 11 pria dan 9 anjing pada lingkungan yang sama.
Mereka kemudian mengujinya dengan dua bahan kimia buatan manusia.
Pertama adalah placticizer DEHP yang umum ditemukan di karpet, lantai, pakaian dan minuman. Bahan kimia ini dapat meresap ke makanan dan minuman kita.
Kedua adalah polychlorinated biphenyl 153 (PB153) yang termasuk dalam kelompok bahan kimia industri yang dipakai sebagai bahan pencemar organik yang persisten pada 1960-an sampai 1970-an.
Ahli kemudian menguji sampel sperma (pria dan anjing) dan dua bahan kimia pada tingkat konsentrasi yang umumnya ditemukan di lingkungan. Hasilnya menunjukkan ada pengurangan motilitas sperma dan peningkatan fragmentasi DNA.
Karena sampel yang digunakan dalam studi ini sedikit, ahli kemudian mencocokkan hasil temuannya dengan studi serupa pada anjing yang dilakukan tahun 2016 dan penelitian lain yang menunjukkan bahan kimia terkait dengan penurunan kualitas sperma.
"Kita tahu bahwa motilitas manusia buruk, fragmentasi DNA meningkat dan infertilitas pria berkaitan dengan peningkatan kerusakan DNA dalam sperma," kata pemimpin penulis Rebecca Sumner yang seorang ahli biologi perkembangan.
Ahli percaya, hal serupa juga terjadi pada anjing rumahan karena mereka hidup berdampingan dengan manusia.
Baca juga: Penuh Rintangan, Begini Perjuangan Sel Sperma untuk Capai Telur
Studi ini menunjukkan bahwa anjing dapat menjadi petunjuk penting dalam penurunan kesuburan manusia, dan ada dua alasan kuat kenapa anjing dapat sangat membantu.
Pertama, studi tentang kesuburan anjing datang tanpa stigma dan komplikasi sosial yang berbeda dengan studi pada manusia.
Kedua, pengaruh eksternal yang misalnya berupa pola makan dapat lebih mudah dikendalikan pada anjing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.