Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambisi AS Daratkan Astronot di Bulan Tahun 2024 Meski Tanpa NASA

Kompas.com - 27/03/2019, 19:40 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Fox News

KOMPAS.com - Wakil Presiden AS, Mike Pence, pada Selasa (26/03/2019) meminta NASA untuk meningkatkan usaha agar segera mendaratkan astronot di bulan dalam waktu lima tahun, "dengan cara apa pun."

"Sudah waktunya untuk melipatgandakan upaya kita," kata Pence saat pertemuan Dewan Antariksa Nasional di Huntsville, Alabama dikutip dari Fox News, Rabu (27/03/2019).

"Itu bisa terjadi, tetapi itu tidak akan terjadi kecuali kita meningkatkan kecepatan," tegasnya.

Pence memperingatkan bahwa jika NASA tidak dapat menempatkan astronot di bulan pada 2024, "kita perlu mengubah organisasi, bukan misinya."

Baca juga: Pesawat Antariksa NASA Temukan Molekul Air di Permukaan Bulan

Dia memperingatkan bahwa badan antariksa AS itu perlu berubah menjadi organisasi yang lebih efisien, atau kalau tidak itu akan digantikan oleh industri swasta.

"Kami tidak berkomitmen pada satu kontraktor. Jika kontraktor kami saat ini tidak dapat memenuhi tujuan ini, maka kami akan menemukan yang akan melakukannya," ujar Pence.

"Jika industri Amerika dapat memberikan layanan komersial yang kritis tanpa pengembangan pemerintah maka kami akan membelinya. Dan jika roket komersial adalah satu-satunya cara untuk membawa astronot Amerika ke bulan dalam lima tahun ke depan, maka itu akan dilakukan dengan roket komersial," sambungnya.

Administrator NASA Jim Bridenstine meyakinkan Pence bahwa NASA akan bekerja keras untuk memenuhi tenggat waktu. Bridenstine mengungkapkan keyakinan bahwa Space Launch System (SLS) akan siap untuk pekerjaan itu.

Ilmuwan planet Alan Stern dari Southwest Research Institute mengatakan tengat waktu 2024 bisa dipenuhi asalkan upaya percepatan didanai dengan benar dan sistem ruang komersial sepenuhnya dianut.

Tetapi para ahli dari luar skeptis bahwa tujuan tersebut dapat dicapai. Salah satunya adalah Jonathan McDowell dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.

Dia mengatakan, akan "takjub" jika tenggat waktu itu benar-benar terpenuhi. Apalagi jika mencatat bahwa pendarat bulan masih perlu dirancang, dibangun, dan diuji.

Mantan pejabat NASA Scott Hubbard menunjukkan bahwa pemerintahan Bush juga mengusulkan upaya penjelajahan yang serupa. Tapi pada akhirnya, "tidak pergi ke mana-mana dan runtuh karena bobot finansial mereka sendiri yang signifikan."

Musim panas ini menandai peringatan 50 tahun pendaratan di bulan berawak pertama oleh astronot Apollo 11 Neil Armstrong dan Buzz Aldrin.

Baca juga: Arsip Berisi 30 Juta Halaman Pengetahuan Manusia Meluncur ke Bulan

Sejak astronot Apollo 17 terakhir kali berjalan di bulan pada tahun 1972, tidak ada negara yang mengirim manusia kembali ke permukaan bulan.

Dewan Antariksa Nasional, yang dipimpin oleh Pence, mengadakan pertemuan kelima di Space and Rocket Center AS. Lokasinya tepat di sebelah Pusat Penerbangan Antariksa Marshall milik NASA, tempat SLS buatan Boeing sekarang dikelola.

Aldrin, sekarang berusia 89 tahun, berada di antara para hadirin dan mentweet foto dari pertemuan tersebut.

Pence mengatakan itu tidak dapat diterima bahwa keterlambatan SLS dan pembengkakan biaya menunjuk ke tanggal target 2028 - hampir dua dekade setelah program SLS dimulai. Padahal, hanya butuh delapan tahun bagi NASA untuk menempatkan astronot di bulan pada Juli 1969.

"Penjelajahan surga di abad yang masih baru ini akan berjalan maju dengan atau tanpa Amerika Serikat. Tetapi orang Amerika tidak menempati posisi kedua. Orang Amerika memimpin, dan kita akan melakukannya," kata Pence sambil bersorak dan bertepuk tangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau