Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Imunoterapi, Pengobatan Terkini Kanker Paru

Kompas.com - 05/03/2019, 14:24 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Di antara berbagai jenis kanker, kanker paru menjadi pembunuh terbesar laki-laki di Indonesia. Apalagi, jumlah penderitanya terus meningkat.

Sepanjang tahun 2010, data dari Poliklinik Onkologi Paru RS Persahabatan tercatat kasus  baru hampir 1.500 per tahun, atau sekitar 6 orang per hari.

Sampai 2018 angkanya terus meningkat, baik pada laki-laki maupun perempuan.

Dijelaskan oleh Dr.Sita Andarini Sp.P(K), faktor risiko utama kanker paru adalah rokok.

"Perokok memiliki risiko kanker paru 13,6 kali lipat lebih besar dibandingkan orang yang tidak merokok," katanya dalam acara media edukasi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
 
Karena itu, jumlah penderita dan yang meninggal akibat kanker paru di Indonesia diprediksi akan terus membesar karena 2 dari 3 laki-laki Indonesia adalah perokok aktif.

Pada perokok pasif risiko lebih besar 4 kali lipat dibandingkan orang yang tidak pernah terpapar asap rokok.

Baca juga: Bagaimana Cara Dokter Menentukan Stadium Kanker Paru?

Terapi terkini

Kanker paru dibagi menjadi stadium 1-4. Pasien dengan stadium 1-2A masih bisa diterapi dengan pembedahan, namun untuk stadium 3A ke atas, maka terapinya lebih ke terapi paliatif atau meningkatkan kualitas hidup pasien karena harapan hidupnya kecil.

Sampai saat ini terapi utama kanker paru adalah pembdahan, kemoterapi, radioterapi dan imunoterapi.

“Kanker yang sudah menyebar ke organ lain, tidak mungkin dibedah sehingga pengobatannya biasanya dengan kemoterapi, atau terapi target,” jelas Sita.

Saat ini sudah dikenal pengobatan terbaru kanker paru yaitu imunoterapi. Konsep imunoterapi adalah memberdayakan sel-sel imun agar lebih aktif melawan sel kanker.

Pada orang normal, begitu ada sel-sel yang tumbuh tidak normal akan segera terdeteksi oleh sistem imun tubuh, untuk dimatikan atau dibuat menjadi normal kembali.

“Kanker ini sangat pintar. Ia memiliki kemampuan untuk lari dari radar sistem imun tubuh kita, sehingga sering tidak terdeteksi oleh sistem imun. Konsep imunoterapi adalah membuat sel-sel imun tubuh kembali mampu mengenali sel kanker dan menjadi aktif menyerangnya,” tambah Sita.

Baca juga: Belum Ada Skriningnya, Bagaimana Kita Bisa Cek Kanker Paru?

Imunoterapi adalah terapi terbaru kanker. Beberapa penelitian menunjukkan, pasien kanker paru yang diberikan imunoterapi memiliki respon terapi yang lebih baik. Indikatornya adalah dari perkembangan tumor yang bisa dihentikan dan memperpanjang harapan hidup.

Ditambahkan oleh dr.Lisnawati Sp.PA(K), imunoterapi hanya efektif diberikan pada pasien kanker paru yang sel-sel tumornya menunjukkan ekspresi PD-L1 lebih dari 50 persen. Itu berarti, pasien wajib melakukan pemeriksaan biomarker PDL-1.

"Saat ini pemeriksaan tersebut baru bisa dilakukan di Fakultas Kedokteran UGM dan RS Dharmais," katanya.

Penelitian membuktikan jika ekspresi PD-L1 lebih dari 50 persen diberikan imunoterapi, respon pengobatannya mencapai sekitar 60 persen. Angka harapan hidup pasien bisa ditambah sampai sekitar 10 bulan.

Sayangnya pengobatan ini belum ditanggung oleh BPJS Kesehatan, padahal biayanya relatif mahal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau